Sebuah proyek bersama, para author dari Grup Facebook 'The Westlife Author'
Rate : K+
Genre : Fantasy, Adventure, Medieval
Summary : Di sebuah Kerajaan Eoghan , dimana Pangeran Kianleaghly bersama sepupunya Pangeran Marcusley dan sahabat mereka Bryan, menerima sosok asing berambut dan bermata hijau di dalam istana mereka.
Wish us luck , and ENJOY!!!!
Hope you all like it :)
Previous Part : Part 1, Part 2
Friendship and Alliance - Part 3
by Arum Ningdyah
"Siapa kamu??" Kian
bertanya dengan perasaan sedikit takut.
"Aku Shane, Shanefilan
Oliver. Putra mahkota kerajaan Oliver."
"Bagaimana aku bisa
mempercayaimu?? Kenapa kamu bisa berbicara tanpa membuka mulutmu?? dan satu
lagi, kenapa rambutmu berwarna hijau??"
"Ini adalah kutukan yang
harus aku terima..."
Kian tiba - tiba mendengar suara
orang datang. Dia langsung pergi sebelum ada seseorang yang melihatnya.
KEESOKAN HARINYA
Hari ini, waktunya Pangeran Kian,
Pangeran Mark, dan Bryan berlatih berkuda bersama Duke Loise. Dia berasal dari
sebuah negeri yang jauh dari kerajaan Eoghan. Duke Loise membawa keponakannya
untuk belajar bersama Pangeran Kian, Pangeran Mark, dan Bryan. Dia bernama
Nicky.
Mark mendapat giliran pertama untuk
berkuda. dia menaikin kuda dengan perlahan. Awalnya, Mark sangat lancar
menunggangi kuda. Namun, ketika sekawanan burung terbang melintas didepannya,
Mark seketika menjadi panik. Tentu saja kepanikan itu bverakibat pada kuda yang
ditunggang oleh Mark menjadi ikut panik. Kuda itu berlari tanpa arah sampai
akhirnya Mark terjatuh di kolam.
"Hahahahaha..." Semua
orang tertawa melihat Mark yang basah.
Kian, Bryan dan Nicky manghampiri
Mark. Nicky lalu membantu Mark keluar dari kolam.
"Tenang saja Mark. anak
seusiamu jarang ada yang langsung bisa menunggangi kuda dengan lancar disaat
pertama." Ujar Nicky yang memang usianya 2 tahun lebih tua dari Kian dan
Mark.
"Masa tidak ada seorang anak
pun yang bisa menunggangi kuda disaat pertama??" Tanya Bryan tiba - tiba.
"Kata pamanku, ada seorang
anak yang berhasil. Namanya Pangeran Shanefilan. Namun, dia dan keluarganya
menghilang entah kemana. Aku juga belum pernah bertemu dengan anak itu."
Begitu mendengar nama Shane, Kian
langsung terdiam.
"Apa mungkin Shane yang
dimaksud Nicky adalah anak itu??" pikir Kian.
Seharian itu, Pangeran Kian lebih banyak
terdiam. Tentu saja ini membuat Mark, Bryan dan Nicky bingung. saat pelajaran
berkuda selesai, mereka mencoba bertanya pada Kian.
"Ada apa Ki?? Tampaknya ada
yang sedang kau pikirkan." Mark memulai pembicaraan.
"Kalian ingat anak yang dibawa
oleh kakak - kakakku??"
"Maksudmu anak berambut hijau
itu??" Bryan bertanya.
Kian menjawabnya dengan sebuah
anggukan.
"Anak berambut hijau??"
Nicky tampak bingung dengan pembicaraan mereka.
"Kemarin, kedua kakak Kian
menemukan seorang anak berambut hijau di kapal asing." jelas Mark.
"Lalu, hubungannya dengan
Shane??" Nicky masih juga tampak bingung.
Mark dan Bryan mengangguk tanda
setuju dengan pertanyaan Nicky.
"Semalam aku pergi keruang
bawah tanah menemui anak itu."
"Lalu?!" Tanya Bryan,
Mark, dan Nicky kompak.
"Dia bilang kalau dia bernama
Shanefilan Oliver. Putra Raja Happy Oliver."
"Hah?!" Bryan, Mark, dan
Nicky kaget secara bersama.
"Dan yang lebih mengejutkan
lagi, dia menceritakan semua itu padaku tanpa membuka mulutnya sedikit
pun."
"Hah?!" Bryan, Mark, dan
Nicky lagi - lagi kompak.
"Jadi, apa yang harus kita
lakukan??"
"Nanti malam kita kembali
kesana!!" teriak Bryan, Mark, dan Nicky. dan lagi - lagi mereka kompak.
"Ada apa dengan mereka??
Kenapa mereka tiba - tiba kompak??" pikir Kian.
MALAM HARI...
Nikcy dan Bryan diizinkan menginap
di istana kerajaan Eoghan. Mark memang tinggal di istana itu, karena orang
tuanya sedang ada urusan untuk waktu yang lama dan dia tidak mau tinggal di
istana tanpa ada keluarganya. Mereka berempat sudah menyusun rencana untuk
menyusup keruang bawah tanah. Kian dan Brian berada dikamar Kian. Sedangkan
Mark dan Nicky berada dikamar sebelahnya. Mereka berempat pura - pura tertidur
dikamar masing - masing. Setelah merasa aman, Kian dan Brian keluar dari kamar
mereka menuju ke kamar Mark dan Nicky. Kian kemudian mengetuk pintu kamar
sebelah.
Tok... tok... tok...
Nicky membuka pintu kamar dengan
perlahan.
"Kalian harus
membantuku..." bisik Nicky.
"Ada apa??" Bryan
kebingungan.
Nicky mengajak Kian dan Bryan masuk
ke kamar itu. Dan ternyata Mark sudah tergeletak ditempat tidur.
"Tolong aku. Aku sudah
menyerah membangunkan Mark." pinta Nicky dengan wajah yang memelas.
"Aku punya ide!" ujar
Kian dengan semangat.
Kian lalu menutup hidung Mark.
Dalam sekejap Mark langsung terbangun.
"Hah, ada apa??"
"Kamu lupa rencana
kita?!" tanya Bryan dengan nada kesal.
"Hehehe..."
"Sudahlah, ayo kita
jalan!" Kian mengajak mereka ke ruang bawah tanah.
Mereka berempat berjalan menyusuri
lorong yang gelap dengan berbekal sebuah lilin. Lilin itu dipegang oleh Kian
yang berjalan didepan.
"Seharusnya kita membawa lebih
banyak lilin." Mark sudah mulai ketakutan.
"Sudahlah, lebih baik kita
terus berjalan." kata Kian sambil terus melanjutkan langkahnya.
Mereka akhirnya sampai didekat
pintu ruang bawah tanah. Gawat, ada seorang penjaga didepan pintu. Untunglah
Kian adalah seorang pangeran yang cerdas. Dia melemparkan batu ke obor didekat
penjaga itu. Batu yang dilempar Kian masuk kedalam obor sehingga apinya mati.
Penjaga itu menghampiri obor itu.
"Sial, batu darimana ini?? aku
harus menyalakannya kembali." ujar penjaga sambil pergi membawa obor itu.
Setelah penjaga itu menjauh, Kian
mengajak yang lainnya masuk. Diruangan tempat anak berambut hijau itu ditahan,
langkah kaki mereka berhenti.
"Hi, pangeran Kian, kamu
kembali. Dan kali ini bersama teman - temanmu."
tanpa membuka mulut, Kian, Bryan,
Nicky dan Mark dapat mengerti apa yang dikatakan anak itu.
"Ini adalah Ma..."
"Aku sudah tahu. Dia itu
adalah Mark, sepupumu. Kalau yang paling tinggi itu adalah Bryan, anak
pengasuhmu. Dan yang terakhir itu adalah Nicky. keponakan Duke Loise, guru
berkudamu. Duke Loise juga guru berkudaku dulu."
"Hah, jadi benar kamu
Shanefilan yang dimaksud pamanku?!"
"Benar..."
"Bagaimana kamu bisa tahu nama
kami??" tanya Bryan kebingungan.
"Aku membaca pikiran
kalian..."
"Lalu, bagaimana kami bisa
percaya kalau kau adalah Shane?? Sedangkan kami tahu, kau bisa membaca pikiran."
tanya Mark dengan tegas.
Belum sempat anak itu, atau yang
mengaku Shane menjawab. Kian melihat cahaya dari kejauhan.
"Gawat, ada yang
datang!!"
Kian, Bryan, Mark, dan Nicky panik
mencari tempat persembunyian.
TBC...
Comment please ....:)
Next Part : Part 4
No comments:
Post a Comment