Sunday 22 July 2012

Naskah asli Lovely Rose 1st Rose Trilogy - hal. 156 - 187


Naskah asli Lovely Rose 1st Rose Trilogy - hal. 156 - 187

Copas Lovely Rose 1 st Rose Trilogy halaman 156 - 187



Bagi yang sudah membaca Lovely Rose 1 st Rose Trilogy , silahkan dicek halaman 156 - 187  - dengan plot di bawah ini..., berapa persen kesamaannya ? - kutemukan di salah satu Note FB Westlifer  :) 


Friday 20 July 2012

Beauty Love - Chapter 41 - Confront

Rating : K+
Genre    : Friendship, Family Drama
Warning :  Orphan, Emotionaly wrecked ----
Lads      :  Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky 

Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St. Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they were loved by all sisters and father, but they are still want to feel having a real family which mean having mother, father, and brother. Would they have that too ? 
 
 

Beauty Love - Chapter 40 - A Mother for Kian

Rating : K+
Genre    : Friendship, Family Drama
Warning :  Orphan, Emotionaly wrecked ----
Lads      :  Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky 

Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St. Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they were loved by all sisters and father, but they are still want to feel having a real family which mean having mother, father, and brother. Would they have that too ? 
 
 

Monday 16 July 2012

Jengkol 4 - St. Patrick Day ala 17 Agustusan


Author : Keavy Egan

Warning :
Oke, sebelum ada yang protes, aku tahu Hari Nasional Irlandia adalah St. Patrick Day atau Hari Santo Patrick yg dirayakan setiap tanggal 17 Maret , dan sama sekali tidak ada hubungan dengan perayaan kemenangan bangsa Irlandia yang terbebas dari jajahan bangsa lain. Dan Perayaan St. Patrick Day, biasanya dilakukan dengan parade turun ke jalan, dengan membawa gambar daun semanggi berhelai tiga warna hijau. Tapiiiiii, boleh dong aku buat perayaan St. Patrick dibuat ala 17 Agustusan kita, toh tanggalnya sama, (suwer baru nyadar kalau memang sama), hanya bulannya yang beda hehehehe…..
Mau tahu bagaimana ceritanya ?  Mari kita baca sama-sama :D

Rating : K+

Genre  : Humor

Pairing : Keavy & Kee-an Egan, Gillian & Shane Filan, Georgina & Nicky Bryne, Mark Feehily & Rossie McCullen.

Kids : Finnian Egan 5 tahun, Ciaran Egan 10 tahun, Gilles Filan 9 Tahun, Tara Filan 3 tahun,  Nicole – Gerry Byrne 10 tahun.

Summary : sudah ada di Warning … hehhehehe

*******

Saturday 14 July 2012

Cuplikan Perfect Rose 3rd Rose Trilogy , halaman 146 - 154



September 2012

Tidurku tidak lama, karena terdengar suara tangis Kelly dari kamarnya, dan aku harus ke sana.
 
  “Hello, sayang,” aku menyapa dia yang masih menangis kencang.
Kuangkat dia dari boxnya dan kunina-bobokan. Tubuhnya terasa hangat, dan dia tidak juga berhenti menangis.
    “Kenapa sayang?” dengan terus menina-bobokannya. Tapi tetap ia tidak juga berhenti menangis. Hingga membangunkan Kee-an.

    “Kenapa dengan dia?”
    “Aku nggak tahu. Dia sedikit demam. Mungkin kena flu.”
    “Apa perlu kita panggil dokter?”
    “Tidak usah, akan membaik nanti. Dia hanya sedikit rewel, tapi nanti juga diam. Sebaiknya kamu kembali tidur, Kee.”
    “Ok,” setelah diam sesaat memikirkan.
Ia sempat mendaratkan kecupan di pipi Kelly sebelum kembali ke kamar, dan aku kembali mencoba menenangkannya.
Untunglah ia bisa kembali tertidur dengan tenang tidak beberapa saat kemudian. Ia tertidur di pangkuanku.

                Hingga keesokan paginya, tubuhnya masih tetap hangat, hingga Kee-an memaksa untuk memeriksakannya ke dokter. Tapi syukurlah, dokter mengatakan Kelly hanya terkena demam biasa, yang mungkin dikarenakan suatu virus, dan demamnya akan segera turun. Dan memang, keesokan harinya suhu tubuhnya kembali normal dan terlihat mulai membaik walau masih terlihat pucat. Dia akan baik-baik saja
Beberapa hari kemudian,

    “Finn, kamu mengganggu adikmu lagi?” saat aku menemukan dia dekat dengan Kelly yang menangis kencang.
    “Nggak!”
Aku mendekati Kelly dan melihatnya menangis histeris dan sangat gelisah.
    “Mungkin popoknya harus diganti,” aku memeriksa deapernya, dan memang sudah harus diganti.
Kelly berhenti menangis saat aku akan menggantikkan diapernya, dan mulai menggantinya.  Tapi aku sedikit terkaget dengan kulihat memar-memar kecil di pantat dan di kaki Kelly, dan tiba-tiba ia kembali menangis. ‘Apa ini?’
Aku melirik Finnian yang masih di sampingku, memperhatikan Kelly yang menangis. ‘Apa mungkin Finn yang memukulnya?’ 
Tapi melihat Finn yang tidak menunjukkan wajah nakal mencurigakan (seperti biasanya bila setelah ia mengganggu adiknya), justru wajah yang memperhatikan betul adiknya, membuatku menghilangkan tuduhan itu. ‘Tidak mungkin Finn.’
    “Mainlah di luar, sayang,” dan langsung diturutinya.

Setelah mengganti deapernya, aku mencoba menenangkan tangisannya. Tapi ia tidak mau diam, dan tetap menangis. Memang akhir-akhir ini, ia semakin rewel dan sulit ditidurkan. Dan kali ini tangisannya lebih kencang dari biasanya, dan dia terlihat gelisah sekali.
Hingga perlahan-lahan kurasakan tubuhnya menghangat. Dan sesuatu mengagetkanku, darah terlihat mengalir dari hidungnya. ‘Ya Tuhan’. Tanpa berpikir panjang aku langsung menelepon dokter. Aku tidak akan menelepon Kee-an dan membuatnya panik sebelum tahu pasti apa yang terjadi pada Kelly.

Hingga akhirnya dokter datang dan langsung memeriksanya. Kuceritakan darah yang mengalir dari hidungnya juga memar-memar yang kutemukan di tubuhnya.
    “Sudah berapa lama dia seperti ini?”
    “Well, setelah demam minggu lalu, dia rewel sekali beberapa hari ini, dan dia tidak mau tenang. Saya menyadari panasnya beberapa saat sebelum memanggil dokter. Ada apa dengannya, dok?”
    “Well, saya belum tahu pasti sebelum dilakukan tes. Saya harap ini bukan apa-apa, tapi lebih baik preventif daripada menyesal. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit.”
Aku langsung memucat.
    “Ini cuma jaga-jaga. Sebaiknya kau telepon suamimu juga.”
Aku tak dapat berucap apa-apa dan menuruti untuk segera membawa Kelly ke rumah sakit, dan menelepon Kee-an. Kutitipkan Finnian pada mama, karena tidak mungkin aku membawanya serta ke rumah sakit. 

Sesampainya di rumah sakit, Kelly langsung menjalani pemeriksaan, semua tes, mulai dari CT Scan, tes darah, hingga tes sumsum belakang, terlebih kembali terjadi pendarahan di hidungnya dan sulit dihentikan membuatku sangat ketakutan. Mereka memasangkan selang di hidungnya untuk mengendalikan darah yang keluar, dan mengukur banyaknya darah yang keluar. Kenapa dengan dia!?‘
‘Aku harap Kee-an di sini!’
    “Keav?”
Aku tersadar dengan suaranya. “Kee?” dan langsung menghambur padanya.
    “Ada apa dengan dia? Apa yang terjadi?” Kee-an tidak dapat menutupi ketakutannya saat tiba di rumah sakit, terlebih dengan melihat keadaan Kelly.
    “Aku nggak tahu, Kee, tapi dia terus mimisan, dan badannya panas sekali!”
    “Ya Tuhan,” dengan terus memandangi Kelly yang terpasang sebuah selang di hidungnya yang terus saja mengeluarkan darah tanpa henti.
  
Akibat dari mimisan yang hebat, membuat Hb-nya menurun tajam dan dehidrasi hingga membutuhkan transfusi darah dan tambahan cairan ke tubuhnya. Segera dilakukan biopsi sumsum tulang belakang untuk lebih memastikan kembali.
Jangan tanya bagaimana ketakutan dan cemasnya kami, terlebih Kee-an. Bayangan Sam kembali datang. Wajahnya yang mirip, benar-benar seperti melihat Sam. Ini yang membuat Kee-an semakin ketakutan
    “Keav, tolong, jangan biarkan apa yang ada di kepalaku jadi kenyataan,” tatapannya nanar memandang tubuh kecil Kelly terhubung dengan alat dan infus.
    Aku harap tidak, Kee,” aku langsung memeluknya erat. ‘Aku tahu apa yang ada di kepalanya.Tuhan, kumohon jangan.’

Hingga kami mendapatkan hasilnya.

    “Hello, saya dr. Richard Brown, saya yang memegang putra Anda sekarang.”
Kami hanya mengangguk tanpa tersenyum.
Melihat kami yang menegang, ia menarik nafas dalam-dalam, “Well, kami sudah mendapatkan hasil tes-nya, dan kami menemukan sel-sel darah putih yang tidak normal dalam jumlah yang besar di dalam darah dan sumsum tulang belakangnya. Limpanya pun sedang membesar saat ini.”
Kami langsung terpaku, dan sudah dapat menangkap artinya. ‘Jangan...tolong jangan……’
    “Maafkan saya, tapi Killian positif Leukemia, Acute Myeloid Leukemia.”
Seketika itu juga jantung ini terasa berhenti. Kami berdua terpaku tidak dapat bicara.
    “Ini bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Dia bisa sembuh dengan perawatan.”
    “Dengan kemoterapi?” nada Kee-an terdengar sinis.
    “Hanya itu jalan satu-satunya, Tuan.”
Semakin lemas tubuh kami. ‘Kemo, di umurnya yang masih 6 bulan, Kelly!!??’
    “Bagaimana dengan transplantasi sumsum tulang belakang?” Kee-an dengan wajah ketakutan.
Dr. Brown berkerut kening dengan memandang kami berdua, “Anda sepertinya akrab dengan ini. Apa ini pernah terjadi dengan anggota keluarga yang lain?”
    “Ya, kakaknya lima tahun yang lalu. Kanker otak,” Kee-an harus mengakuinya.
    “Dan dia membutuhkan tranplantasi sumsum tulang belakang?”
    “Ya, dari adiknya yang masih berumur 6 bulan.”
    “Saya mengerti, dan bagaimana keadaannya sekarang?”
    “Tenang di surga,” dengan pahit.
Dr. Brown terkatup, “Saya turut berduka cita,” memberikan simpati.
Kee-an tidak menyahut.
Dr. Brown menarik nafas, “Belum, Killian belum membutuhkan transplantasi sumsum tulang belakang. Kami akan mencobanya dengan perawatan. Rangkaian perawatannya adalah terapi induksi, lalu remisi, Terapi induksi adalah memasukkan obat untuk membersihkan sel kanker sebanyak mungkin di dalam darah Killian, untuk menstabilkan darah putihnya, dan menghentikan pertumbuhan sel kankernya. Setelah darah putihnya normal kembali, kita akan melanjutkan dengan remisi, yang juga dengan kemoterapi untuk membunuh sel dan menghentikan kemungkinan tumbuh kembali. Ini adalah kemoterapi yang intensif dan harus dilakukan secara berulang-ulang …”
‘Ya. Tuhan!’ aku menahan nafas mendengarnya. Susah payah aku menahan air mata ini.
    “Berapa lama?” suara Kee-an terdengar lirih.
    “3 sampai 4 bulan. Sekitar 3 minggu untuk perawatan, dan seminggu untuk pemulihan, dan persiapan memulai terapi konsolidasi yang merupakan perawatan untuk memastikan sel telah pergi dan tidak kembali. Ini tergantung pada induksi remisi berlangsung, dan Killian punya kesempatan untuk remisi…”
    “Dan berapa lama sampai semuanya selesai…?”
    “Kami tidak bisa memastikan, tergantung pada remisi Killian … saya tidak akan bohong, ini mungkin akan memakan waktu berbulan-bulan, tapi dia bisa rawat jalan. Setelah terapi konsolidasi, masih harus terus dipantau untuk beberapa waktu …”
    “Tapi bagaimana kalau ‘Terapi Induksi’ ini tidak berhasil?”
    “Tn. Egan, hampir 70% pasien mendapatkan remisi di bulan pertamanya, dan dia butuh perawatan selanjutnya, tapi bukan berarti dia tidak akan berlanjut pada remisi …”
    “Dan kalau tidak bisa …?”
    “Kita akan coba dengan radioterapi … seperti yang kami lakukan pada setiap tingkatan bila kemoterapi tidak berhasil …”
Kami terdiam pucat.
    “Kita harus optimis, Tuan.”
Kami masih terdiam.
    “Ok, kita akan memulai dengan memberinya kemoterapi dan menghindari obat yang keras untuk meminimalkan efek samping.”
‘’God, efek samping. Aku sudah melihatnya pada Sam dulu. Mengerikan sekali. Tapi Kee-an tidak melihatnya.
    “Efek samping apa?” Kee-an sudah pucat.
    “Ya, mungkin mual, kelelahan, demam, dan mungkin infeksi. Karena itu kita akan mencoba obat yang tidak terlalu memberi efek berat padanya..”
Kee-an benar-benar terpaku tak dapat berucap.
    “Maafkan saya, Tuan, saya tahu ini berat. Tapi saya berjanji, kami akan melakukan sebaik mungkin untuk Killian, dan dia akan sembuh dengan remisi lengkap.”

Keluar dari ruang Dokter Richard, pertahanan kami untuk tegar runtuh juga. Kee-an langsung jatuh ke pelukanku,

****
Untuk langkah pertama, Kelly diberikan obat kemoterapi yang biasa digunakan untuk terapi induksi, dengan pemberian 4 kali sehari selama 2 minggu lamanya hingga darahnya kembali normal, dan kami langsung melihat efek sampingnya hanya dalam dua hari. Kelly muntah-muntah hebat karena rasa mualnya yang luar biasa. Ia menangis terus, membuat Kee-an sangat tersiksa, tidak tega melihatnya.

            Dua hari kemudian, pencernaannya terganggu mengakibatkan diare. Nafsu makannya pun hilang membuat badannya menjadi sangat lemah sehingga harus terus dibantu dengan cairan nutrisi untuk menyokong daya tahan tubuhnya, dan tubuhnya semakin terlihat kecil. Jangan tanya bagaimana perihnya kami melihat ini. Semuanya persis seperti Sam dulu. Bagaimana ia berjuang dengan kemoterapinya. Mungkin Kee-an tidak melihat bagaimana Sam dulu, tapi sekarang dia melihat Kelly yang masih 6 bulan, bertarung dengan kemoterapinya.


    “Apa dulu Sam seperti ini juga, Keav?” tanyanya lirih pedih.
Aku terdiam, “Iya, Kee,” harus menjawab jujur.
Kee-an menarik nafas dalam-dalam, air matanya mengalir, “Ya Tuhan, dia masih enam bulan! Aku nggak kuat lagi. Dia sangat menderita, Keav. Aku nggak bisa melihatnya seperti ini!”
Aku segera memeluknya, “Yang kuat, Kee, yang kuat. Kelly membutuhkanmu, dia butuh ayahnya. Sama-sama kita akan melawannya. Aku tahu kita akan bisa melaluinya seperti kemarin.”
    “Tapi bagaimaan kalau dia tidak bisa… sama seperti Sam…”
Aku langsung menutup mulut Kee-an dengan tanganku agar tidak meneruskannya, “Nggak! Tolong jangan bicara seperti itu. Kelly bukan Sam. Kelly lebih kuat dibanding dia. Kita harus tetap yakin Kelly akan melaluinya dengan baik, Kee.”
Kee-an kembali memelukku dan mempererat pelukannnya menumpahkan kesedihannya.


TBC

Beauty Love - Chapter 39 - “Please Leave Me No More”

Rating : K+
Genre    : Friendship, Family Drama
Warning :  Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads      :  Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky 

Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St. Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they were loved by all sisters and father, but they are still want to feel having a real family which mean having mother, father, and brother. Would they have that too ? 
 

Beauty Love - Chapter 38 _ Mystery Revealed

Rating : K+
Genre    : Friendship, Family Drama
Warning :  Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads      :  Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky 

Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St. Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they were loved by all sisters and father, but they are still want to feel having a real family which mean having mother, father, and brother. Would they have that too ? 
 
 

Beauty Love - Chapter 37 - “I’m Your Son…”

Rating : K+
Genre    : Friendship, Family Drama
Warning :  Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads      :  Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky 

Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St. Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they were loved by all sisters and father, but they are still want to feel having a real family which mean having mother, father, and brother. Would they have that too ? 
 

Thursday 12 July 2012

Beauty Love - Chapter 36 - “Who Am I?”

Rating : K+
Genre    : Friendship, Family Drama
Warning :  Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads      :  Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky 

Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St. Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they were loved by all sisters and father, but they are still want to feel having a real family which mean having mother, father, and brother. Would they have that too ? 
 


Beauty Love - Chapter 35 - Could Be….?

Rating : K+
Genre    : Friendship, Family Drama
Warning :  Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads      :  Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky 

Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St. Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they were loved by all sisters and father, but they are still want to feel having a real family which mean having mother, father, and brother. Would they have that too ? 
 

Beauty Love - Chapter 34 - “Who’s Willa?”

Rating : K+
Genre    : Friendship, Family Drama
Warning :  Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads      :  Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky 

Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St. Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they were loved by all sisters and father, but they are still want to feel having a real family which mean having mother, father, and brother. Would they have that too ? 
 
 

Beauty Love - Chapter 33 - Prince of Ireland

Rating : K+
Genre    : Friendship, Family Drama
Warning :  Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads      :  Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky 

Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St. Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they were loved by all sisters and father, but they are still want to feel having a real family which mean having mother, father, and brother. Would they have that too ? 
 

Beauty Love - Chapter 32 - That Woman named Willa

Rating : K+
Genre    : Friendship, Family Drama
Warning :  Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads      :  Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky 

Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St. Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they were loved by all sisters and father, but they are still want to feel having a real family which mean having mother, father, and brother. Would they have that too ? 
 

Wednesday 11 July 2012

Beauty Love - Chapter 31 - Two Identities

Rating : K+
Genre    : Friendship, Family Drama
Warning :  Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads      :  Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky 

Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St. Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they were loved by all sisters and father, but they are still want to feel having a real family which mean having mother, father, and brother. Would they have that too ?