Okeh, special untuk Time Capsule Mini
Competition -
Tidak yakin apakah masuk ke dalam Tema Time
Capsul ---
But - ENJOY saja deh ... --- and hope you
like it
Years Gone By
By MEEEEEHHHHHH - Mamak Keavy -
posted on FB 12 April 2013
http://www.facebook.com/notes/maria-adeline-triwiyani/years-gone-bye-time-capsule-mini-competition/575154722503205
posted on FB 12 April 2013
http://www.facebook.com/notes/maria-adeline-triwiyani/years-gone-bye-time-capsule-mini-competition/575154722503205
Kian berada di ruang sinema pribadinya,
seorang diri. Kamar kedap suara seluas 6 x 6 itu memang terhitung kecil untuk
menjadi sebua hruang cinema sesuai standar, tapi untuknya sudah sangatlah
nyaman dan lebih dari cukup. Tempat ia menghabiskan waktu bersama Jodi, sang
istri sempurna yang paling cantik di dunia, saat jika hanya berdua, mengingat
kembali masa-masa pacaran dulu, dan sebelum kehadiran dua permata melengkapi
keluarga kecilnya nan sempurna. Tak ada ada kata lagi yang dapat mengungkapkan
rasa syukurnya dengan apa yang telah ia raih dan miliki dalam hidupnya. Istri
yang baik, cantik dan setia, putra-putri yang selalu membuatnya bangga, dan
pekerjaan yang ia miliki saat ini. Memang bukan pekerjaan yang menarik
perhatian orang seperti yang ia miliki dulu, kehidupan yang ia miliki dulu, tapi
itu sudah cukup untuknya. Ia kini lebih banyak bermain di belakang layar,
dengan menjadi produser untuk beberapa penyanyi solo. Tapi itu tak menahannya
untuk sesekali melihat ke belakang, mengenang kembali apa yang dahulu ia
jalani, dahulu ia miliki bersama ketiga sahabatnya. Kehidupan yang terekam
dalam DVD yang sedang iapegang ini. “WESTLIFE – FAREWELL 2012” Rekam
jejak terakhirnya bersama ketiga sahabat yang telah ia kenal sejak umur belasan
tahun, tiga sahabat yang sudah lebih dari saudara, dan hidup bersama mereka
selama 14 tahun lamanya. Shane, Mark dan Nicky. Senyum sungging terlepas
di sana dengan semua gambar kenangan yang melintas di sudut matanya. Namun
terdiam perih, itu sudah lama sekali.
Ditariknya nafas dalam-dalam, sebelum
dimasukkannya keping DVD itu ke dalam pemutar DVD Home Theater-nya .
Jantungnya langsung berdebar dengan darah
berdesir dingin, saat mendengar suara dari ribuan penggemar yang memadati
konserterakhir mereka di Cork Park. Membaca huruf-huruf besar pada layar lebar
yang terbentang lebar untuk membantu para penggemar dapat melihat lebih jelas, huruf-huruf
yang membentuk sebuah nama yang dulu menjadi keramat untuknya;W.E.S.T.L.I.F.E,
kemudian dilanjutkan dengan ucapan pembuka dari mereka berempat, termasuk
dirinya, hingga lagu pertama terdengar; ‘What About Now’ Menontonnya berulang
kali pun tak juga menghilangkan rasa kehilangan itu. Rasakehilangan yang baru
terasa setelah beberapa tahun sejak mereka memutuskan untuk mengakhirnya
semuanya. Mengakhiri perjalanan sebuah band besar bernamaWESTLIFE. Mengakhiri
14 tahun mereka berkelana di dunia musik yang merekacintai. Keputusan yang saat
itu mereka dengan bulat ambil karena sudah merasa jenuh, letih, dan bosan
dengan kehidupan yang monoton selama 14 tahun lamanya, meski dengan dukungan
penggemar di seluruh dunia yang begitu memuja mereka layaknya seorang pahlawan,
tak dapat merubah keputusan mereka untuk selesai. Dan semua itu
dipuncakkan padatanggal 22 dan 23 Juni 2012, konser puncak dan terakhir mereka
di Cork Park yang dihadiri puluhan ribu penggemar yang datang dari penjuru
dunia hanya untukmenyaksikan konser pamungkas mereka di bawah turunya hujan dan
dengan derai airmata yang tidak menginginkan mereka bubar. Jujur, Kian tidak
ingin kembali ke sana. Kembali ke masa ia merasakan hatinya terasa sakit
teriris-iris karena telah mengkhianati penggemar mereka, dan telah sangat egois
karena mengikuti kata hatinya untuk mengakhiri semuanya.
Kian menghela nafas dengan tersenyum,
merilekskan tubuhnya di sofakebesarannya dan menikmati konser terbaik sepanjang
karir mereka, dengan ditemani Bir Guinnes favoritnya.
Sudah berapa tahu sejak hari itu ? lebih dari
12 tahun? Sudah cukup lama juga. Dan apa saja yang telah terjadi pada mereka
selama tahun-tahun setelah kebesaran WESTLIFE ? Banyak, dan Kian cukup
mensyukurinya.
Shane,sahabat terdekatnya, yang notabene
sepupunya, karena telah dengan tidak sopannya menikahi saudara sepupunya,
Gillian, dan menempatkan dirinya menjadi bagiandari keluarga besarnya,
benar-benar mencintai dunia tarik suaranya. Ia memiliki karir yang sangat bagus
sebagai seorang penyanyi. Hanya setahun setelah Westlife bubar, ia telah
mengeluarkan album dan langsung meledak di pasaran.Shane dibantu oleh orang
yang telah berpengalaman dalam dunia bisnis rekaman,dan juga yang membantunya
dalam membuat lagu yang bagus. Orang itu adalah Kian Egan. Yup, Shane
memintanya untuk membantunya dalam membuat lagu-lagu untukalbumnya dan juga
menjadi manajer dari album pertamanya. Kian menjadimanejernya dan berlanjut
menjadi produser di album berikutnya hingga album terbarunya.
Mark-pun memiliki karir yang bagus sebagai
penyanyi solo, dan telah mengeluarkan beberapa album yang meledak di pasaran
meski bukan dirinya sebagai manajernya,namun akhirnya dia pun memproduseri 2
album terakhir Mark. Terkadang orang melihat Shane dan Mark sebagai rival, tapi
karena mereka berjalan di jalur musik yang berbeda, tidak akan ada masalah,
karena penggemar mereka pun akhirnya berbeda.
Dan terakhir Nicky, dia tidak menginginkan
solo karir sebagai penyanyi. Ia kembalipada cinta pertamanya; ‘Sepak Bola’, dan
menjadi event organizer untuk setiappertandingan bola. Kini ia telah memiliki
Klub Sepak Bola Junior untuk usia6-12 tahun yang hampir selalu memenangkan
setiap pertandingan.
Lalu bagaimana dengan dirinya?? Dua tahun
setelah WESTLIFE dan cukup puas lalu lalang di televisi sebagai pembawa acara
dan juri The Voice selama dua musim,ia mewujudkan impiannya untuk membuka
sebuah sekolah music dia Sligo dan diberinama ‘EMS’ (Egans’s Music School)
dan kini telah menjadi salah satu sekolah musik terbaik di Irlandia. Juga ia
membuka sebuah klub/pub di Strandhill-Sligo yang ia beri nama ‘Seashell‘,
tempat ia memberi kesempatan bagi penyanyi-penyanyi ataupun grup lokal Sligo
menunjukkan kemampuannya di depan publik. Melihat banyak sekali
penyanyi-penyanyi maupun grup yang memang pantas untuk dibawa keluar Sligo, ia
tidak dapat menahan panggilan hatinya untuk kembali ke dunia musik, terlebih
setelah Tom-abangnya yang memang memiliki grup musik Rock-memintanya untuk
menjadi co-manajer grup musik rockbarunya bernama ‘Rockstone’. Ia dan Tom
mendirikan ‘Gan’S Managements’ dan memiliki studio rekamansendiri yang dibangun
di samping rumah. Selain itu ia juga membantu dalam penulisan lagu, dan
membuatkan lagi bagi mereka yang membutuhkannya. Setelah berhasil sukses
membawa ‘Rockstone’ ke Amerika, Kian berani memegangpenyanyi-penyanyi ataupun
grup berkualitas yang sering tampil di klubnya baik yang beraliran pop maupun
pop-rock, dan berhasil sukses, yang kemudian berlanjut menjadi produser
rekaman ‘Gan’S Managements’ berubah menjadi ‘Gan’S Managements and Records
Company’ di bawah label ‘UniversalRecords’.
Kian semakin tersenyum dengan perjalanan
hidup mereka berempat. Tidak ada yang menyangka semua ini. Hidupnya seperti
dalam mimpi, mimpi yang ia wujudkan dengan kerja keras dan titik darah
penghabisan untuk mempertahankannya.
WESTLIFE WERE SO BIG MAN !!!
Ia semakin tersenyum dengan cuplikan gambar
membawa keluarga mereka naik ke atas panggung dan bernyanyi bersama-sama
menyanyikan ‘Queen of MyHeart’ di hari pertama konser mereka. Mengajak naik
kedua orang tua mereka beserta para angelife yang saat itu berjumlah 6 angel;
Nicole, Patrick, Shanejr, Jay, Rocco, dan tentu saja, si kecil Koa yang saat
itu masih 6 bulan usianya, berjuta rasanya, tak dapat digambarkan, meski ada
rasa sedih di sana, ayahnya juga ayah Nicky tak dapat ikut berpartisipasi,
karenan memang sudah dipanggil terlebih dahulu, tapi ia tahu, ayahya dan Nikki
Sr melihat mereka dari atas, penuh kebanggaan.
Kian harus tergelak geli dengan bayi Koa di
gendongannya mencoba untuk menggigit mike yang dipegangnya.
“Itu aku, dadd ??” sebuah
suaramengagetkannya dari belakang. Tapi langsung membuatnya tersenyum.
“Yup, itu, kamu, dude…,”
dengan mengundang putra 13 tahunnyaduduk di sebelahnya menemani menonton
konser. “Huh ? kok kamu bau ikan ? Habis main selancar ya ….?” pura-pura
menutup hidungnya.
Pemuda yang menjadi duplikat ayahnya dari
ujung rambut hingga kaki, bahkan hingga kegemarannya, hanya nyengir kuda.
Kian hanya geleng-gelang kepala.
Koa kembali ke layar besar, menatap sosok
bayi beberapa bulan dengan balutan baju garis garis biru dengan penutup telinga
yang hampir lebih besar dari kepalanya. Sangat-sangat menggemaskan! Tak percaya
bahwa itu dirinya saat masih mungil dulu.
Kian tersenyum geli dengan mata takjub Koa
yang memperhatikan kelucuan dirinya dengan mike yang dipegang ayahnya.
“Kamu dulu lucu
banget waktu masih bayi, matamu sangat hidup, ingin tahu semuanya, semuanya pengen
dipegang…”
“Iya, sampe mike pun
mau dimakan,” sungutnya malu.
“Hahahahaha….,” Kian
melepaskan tawanya. “Mumma-mu, mana ?”
“Ada tuh, di dapur,
lagi bikin kue sama Joey….”
“Putri kecil dadd
bikin kue ?” dengan tersenyum kaget dengan putrinya yang masih berumur 6 tahun.
Namanya Jossephine tapi dipanggilnya Joey – jangan tanya kenapa.
Koa hanya mengangguk, “Dapurnya jadi
berantakan, penuh dengan tumpahan terigu sama cipratan adonan telor,” lalu
beranjak dari duduknya. “Mandi dulu ah, dadd, biar nggak dibilang bau ikan
lagi….,” lalu menyeret tubuhnya keluar dari Ruang Sinema.
Kian kembali tertawa lepas. Putra sulungnya
memang sangat menggemaskan.
Tepat setelah Koa keluar, seluruh gambar dari
keping DVD itu selesai diputar. Dilirik jam tangannya dan tersenyum. Dihelanya
nafas dalam-dalam sebelum dimatikan playernya lalu beranjak dari sana
dan keluar.
Mobil BMW hitamnya membawanya ke satu tempat
yang sudah lama tidak ia kunjungi. Ada perasaan gugup, menginjakkan kakinya
lagi di sana. Sudah sangat lama sejak ia bermain di sini. Lapangan Bola Cork
yang super luas.
Ada alasan dengan tadi ia melihat DVD
farewell mereka. Sesuatu yang mungkin akan terjadi lagi. Terjadi jika mereka
bertiga masih memiliki hasrat yang sama. Hari ini tanggal 23 Juni 2026, tepat
14 tahun sejak konser terakhir mereka di sini, dan ia ingin kembali ke sini
mengenang semuanya.
SEPI. Tidak ada siapa siapa yang ia harapkan
untu kdatang. Iapun tidak ingin memaksanya. Tidak juga ia menghubungi mereka
hari ini. Ia membiarkannya, dan siap menerima apapun yang terjadi. Di mana
Nicky, dan Mark ? Nicky sedang berada di Paris dengan keluarganya liburan,
Shane berada di Inggris, dan Mark…., ia sudah menetap di Amerika sekarang.
Semua sudah memiliki kehidupan masing-masing. Ia tidak ingin mengganggu mereka.
Kian tersenyum perih sendiri, menerimanya dengan duduk di salah satu bangku
penonton di tribun.
“Malam itu deras
sekali hujannya,”sebuah suara mengagetkan dari sebelah kiri. Jantung Kian
berhenti seketika.
“Mati-matian aku menahan
tangis…,” sebuah suara lagi muncul mengagetkannya dan belakang. Kian berusaha
menahan emosinya.
“Dan aku ….justru nangis
kayak perempuan, nggak jauh beda sama kamu !” sebuah suara lain dari samping
kanan melengkapkannya. Kian sudah siap untuk menangis bahagia dan haru. Di sana
ketiga sahabatnya, Shane, Nicky, dan Mark.
“Aku kira kalian
tidakmengingatnya,” Kian terkatup tak percaya.
“Hey, janji kita
bersama,” sahut Nickybijak.
“Kita akan kembali
ke sini,di tempat yang sama, di hari yang sama 14 tahun sejak kita menuruni
panggung besar itu untuk terakhir kalinya, untuk memulainya kembali,” Shane
tersenyum pasti.
Kian tersenyum mengangguk. “Terima kasih.”
Ketiganya terseyum lega.
“Nah ….., bagaimana
kita memulainya lagi ?” Mark seperti menunggu sesuatu dengan tidak sabar dan semangat.
Kian tersenyum dengan bahagianya. Air mata
mencuri turun dari sudut matanya.
THE END
No comments:
Post a Comment