Tuesday 14 May 2013

Another Co past - Masih orang yang sama sih ...

Bukan berniat apa-apa hanya sebagai dokumentasi.  Di bawah ini cerita-cerita yang mirip dan co paste dari ceritaku dan semuanya  ditulis oleh orang yang sama  --



1. Story Westlife with Vandah part 37  - Mirip dengan Piknik Yok Lovely Rose

on Wednesday, March 14, 2012 at 12:46pm

Keesokan harinya, mereka seisi rumah pergi piknik di deket danau yang indah. Setiba disana. 

Andah, waah. Tempatnya indah banget, keren. Ada danau nya.
Gillian, kamu langsung suka nih.
Andah, iya kak. Wah.
Kerry, turun yuk.
Saat piknik di mulai,
Nicky, ahh. Terakhir kita kesini, 1 tahun yang lalu.
Kian, iya. Nggak kerasa cepet banget yaa.
Mark, iya. Rasanya seperti baru kemarin.
Vanno, wah ada ring basket tuh. Gue bawa bola basket nih. Guys, mau main nggak.
Bryan, ok.
Vanno, hmm. Pemain nya ada 6, kalau gitu 3 lawan 3. Hm, Shane, Mark kalian sama gue. Trus, Bryan sama Nicky dan Kian. Ok.
Kian, ok. Siapa takut.
Pertandingan Basket dimulai, saat itu yang cewek jadi bete.
Andah, hm. Gimana kalau kita nyanyi aja.
Kerry, gantian. Mulai dari kamu,Gil.
Gillian, aku. Kok.
Andah, udah. Gimana kalau di undi. Siapa yang dapet pertama itu yang nyanyi pertama.
Gina, setuju.
Undian pertama yang keluar adalah, Gina. Kedua adalah Kerry, Ketiga adalah Katty, keempat adalah Gillian dan yang terakhir Andah sendiri.
Gillian, aku keempat. Hehe, Gina ayo mulai.
Gina, iya.. (Nyanyi lagu Westlife-The Rose)
Kerry, giliran aku. (Nyanyi lagu Westlife-My Love)
Katty, ok. Aku ya, (Nyanyi lagu Westlife-You Raise Me Up)
Gillian, ok. Sekarang aku. (Nyanyi lagu Westlife-Moments)
Gina, ayo Ndah. Sekarang giliran kamu.
Andah, iya kak.
Saat Andah mau nyanyi, para cowok sudah selesai main.
Mark, Kita menang Shane. Van.
Vanno, yeah... Sangat keren guys.
Seperti biasa, Vanno langsung mendekati Andah.
Vanno, hai sayang. Lagi apa. Aku denger, kamu mau nyanyi ya.
Andah, hm. Iya nih kak.
Mark, wah. Keren tuh.
Shane, ayo Ndah. Kami mau dengerin kamu nyanyi.
Andah, iya. Lagu Indonesia nggak apa kan.
Nicky, nggak apa. Kami udah hafal lagu indonesia kok.
Andah, yakin nih. Ok, aku nyanyi ya. Sekarang.
Vanno, tahun depan. Sekarang dong.
Andah, ehem. (Ungu-Kuingin Selamanya)
Andah nyanyi seraya menatap mata Vanno dalam banget, nyentuh, Vanno pun sampai terharu mendengarnya. Setelah selesai, aplause meriah banget dari yang lainnya.
Vanno, sayang. Lagunya keren banget.
Andah, beneran nih kak.
Mark, iya Andah. Keren, nyentuh. Tuh lihat suami kamu sampai nangis kayak gitu.
Andah, kak Vanno nangis. Jangan nangis dong.
Vanno, nggak sayang. Aku cuma kelilipan aja. Lagu kamu bagus.
Andah, itu lagu khusus untuk suami aku tercinta dan calon anak kita kak.
Vanno, makasih sayang. (Peluk Andah) kamu bener-bener anugerah paling indah dalam hidup aku, aku beruntung punya istri secantik kamu sayang.
Andah, aku juga kak. Aku beruntung punya suami seganteng dan sekeren kakak.
Setelah melepas pelukan, Vanno mencium kening Andah lama.
Semua, so sweett.
Shane, wow. Mantep banget.
Vanno, hehe. Maaf.
Kian, no problem.
Nicky, chears for a Vanno and Andah.
Semua, Chearss....

 

2. Story Westlife New Version -
Mirip dengan Piknik Yok Lovely Rose


on Sunday, June 10, 2012 at 10:51am


Hari ini aku, Shane, Nicky dan Kian akan berlibur di sebuah desa yang letaknya jauh dari kota Dublin. Kami ingin menikmati hari-hari libur kami, tanpa ada gangguan setelah padatnya jadwal manggung.
"Are you ready, Mark." Ucap seseorang yang menyapaku.
"Yeah, I'm very ready. You with Gina."Kataku pada Nicky.
"Yeah, I'm with Nicky. Loe kayak gak tau gue aja, gue itu nggak bisa lepas sama Gina."Kata Nicky.
"Oh, begitu. Ya udah, let's go." Seruku.
Segera, aku mengambil koper ku dan menuju mobil tak lupa aku mengunci pintu rumah.
"Hello, Gillian, Gina, Jody."Sapaku pada West Girl kami.
"Hai, Mark. How are you." Kata Gina menyapa balik padaku.
"I'm fine, hello Rocco, Jay. Your very sweet baby."Puji ku pada si kembar Rocco dan Jay. Mereka hanya tertawa kecil.
"Hello, bocah."Kata Shane padaku.
"Bocah, enak aja. Aku dipanggil bocah, memang aku yang paling muda dibandingkan mereka semua."Gerutuku dalam hati.
"Are you ready, guys?"Kata Kian menyiapkan mobil.
"We Are Ready, Kian. Let's Go."Ucap kami serempak.
"HOLIDAY I'M COMMING."Teriak kami semua.

3. Love Story Vandah Part 1 - Mirip dengan 'Brother's Love'


Lama nggak berimajinasi tentang kak Vandah sekarang mau ah, hihi.
Tokoh utama :
Jonas Rivanno as Vanno.
Asmirandah as Indah.
Raffi Ahmad as Jack.
Acha Septriasa as Cinta.
Rezky Aditya as Ariel.


Cerita ini berawal ketika...........
"Van, main basket yuk."Ajak seorang gadis cilik yang baru saja berumur 10 tahun pada seorang anak laki-laki yang sebaya.
Mereka adalah sahabat kecil yang akan beranjak remaja mereka bernama Vanno dan Indah.
"Gue capek, Ndah."Keluh Vanno yang sudah berkeringat.
"Ok."Indah menyetujui dan langsung duduk disamping Vanno.
"Van, seperti nya ini akan menjadi yang terakhir."Indah membuka pembicaraan dan langsung membuat Vanno terbelalak.
"What's? Maksud kamu?"Tanya Vanno bingung.
"Iya, aku akan ikut orang tua ku pindah ke Surabaya."Jawab Indah sedih.
"Yah, tapi kita masih bisa bertemu kan?"Tanya Vanno.
Indah menggeleng, Indah menceritakan semua nya dan Vanno merasa sedih ditinggal sahabat nya itu.
"Ya udah, kalau kamu mau pergi. Kamu jaga diri baik-baik yah, besok boleh kan aku mengantar ke bandara?"Tanya Vanno lagi dan Indah mengangguk.
"Tentu saja boleh, Van."Jawab Indah tersenyum manis.
Waktu pun memisahkan mereka, Vanno dan Indah pamit pulang. Dirumah,
"Darimana saja kamu?"Tanya ayah Vanno yang terkenal kejam dan jahat pada anak nya itu.
"Aku dari main sama Indah, yah."Jawab Vanno yang berubah jadi takut.
"Alah banyak alasan kamu."Hardik ayah Vanno itu.
"Maaf, yah."Vanno hanya menunduk ketakutan.
"Masuk sana, sekalian buatkan Kopi."Perintah ayahnya itu.
Vanno hanya menuruti perintah ayahnya, Vanno langsung membuatkan kopi untuk Ayahnya itu.
"Yah, ini kopi nya sudah jadi."Kata Vanno seraya menyuguhkan kopi itu dihadapan ayahnya.
"Hmm, ya makasih."Balas ayahnya kecut.
Vanno pun hanya menghela nafas dan langsung menuju kamarnya, namun baru saja dia masuk dia sudah kembali dipanggil ayahnya.
"VANNO."Teriak ayahnya.
"Iya, ayah."Balas Vanno seraya menuju ayah nya. "Ada apa, yah?"Tanya Vanno takut.
"Kamu kasih apa di kopi ini, kamu kasih racun iya?"Tanya ayah Vanno dan Vanno hanya menggeleng.
"Nggak, yah. Aku nggak kasih apa-apa kok."Jawab Vanno semakin takut.
"Kalau nggak, kenapa rasanya tidak enak seperti ini?"Tanya Ayah Vanno dan Vanno menunduk ketakutan.
Tiba-tiba, ayah Vanno menarik tangan kecil Vanno dengan kasar.
"Ayah, mau apain aku?"Tanya Vanno ketakutan.
"Diam kamu."Teriak ayahnya itu.
Hingga, ayahnya memukuli Vanno yang sudah menangis hingga tak berdaya,
"Ayah, maafkan aku. Aku minta maaf yah."Teriak Vanno ditengah-tengah itu.
"Aku sangat membenci dirimu, aku benci kamu."Balas ayah nya itu.
Vanno pun langsung pingsan saat itu juga, ayahnya pun meninggalkan Vanno yang pingsan itu hingga keesokan harinya.
"Dimana aku, hah astaga jam berapa ini?"Ucap nya dalam hati. "Ya Allah, aku lupa kalau aku mesti mengantar Indah ke Bandara."Vanno pun berusaha untuk berdiri ditengah tubuhnya kesakitan karena pukulan ayahnya itu.
Vanno pun terpaksa tidak pamit dengan ayahnya karena waktu nya sangat singkat, tapi....
"Hei, kamu."Teriak seseorang dari belakang.
"Ya Tuhan, aku ketahuan."Ucap Vanno dalam hati.
Ayah nya mendekati Vanno,
"Ayah, maaf aku mau pergi."Pamitnya.
"Dasar anak kurang ajar."Sebuah tamparan harus mendarat di pipi Vanno.
"Aww, maaf yah."Kata Vanno menunduk.

4. Love Story Vandah Part 2 -  Mirip dengan 'Brother's Love'

 Saturday, October 6, 2012 at 10:49am

"Kamu itu menganggap aku itu apa, haa? Nggak punya sopan santun sekali."Ayahnya kembali memarahi Vanno disaat Vanno masih ada janji dengan Indah untuk mengantar ke bandara.
"Ayah, maafkan aku. Kali ini aja, aku bener-bener nggak ada maksud untuk demikian."Pinta Vanno memohon, saking terburu-buru Vanno tidak sengaja mendorong tubuh ayahnya itu.
"WOI, dasar kurang ajar."Teriak ayahnya, dan Vanno terpaksa meninggalkan ayahnya saat itu juga.
Vanno terus berlari menuju bandara, sementara itu.
"Kenapa Ivan, belum datang ya. Apa jangan-jangan dia bohong, mana waktu nya mau take off lagi."Ucap Indah dengan gelisah.
Tak lama kemudian, panggilan untuk take off terdengar Indah hanya gelisah untuk menunggu Vanno, hingga...
"INDAH TUNGGU."Teriak seseorang yang dikenal nya.
"VANNO."Indah pun langsung mendekati Vanno dan memeluknya.
Setelah cukup lama berpelukan,
"Indah kamu jadi pergi ya?"Tanya Vanno yang mulai sedih.
"Iya, ipan. Aku jadi pergi."Jawab Indah yang juga sedih.
"Indah, sebelum kamu pergi aku punya sesuatu buat kamu."
"Apa itu, ipan?"Tanya Indah.
Vanno mengeluarkan sesuatu dari sakunya,
"Kamu pakai kalung ini ya."Vanno pun langsung memakai kan kalung itu di leher kecil Indah.
"Makasiih, Ipan. Aku akan selalu pakai nih kalung."Balas Indah tersenyum pada Vanno.
Hingga akhirnya, Indah harus pergi saat it juga...
"Aku yakin, suatu saat nanti kamu akan kembali lagi."Ucap Vanno tersenyum manis sekali.
Ketika Vanno hendak pulang, perasaan takut mulai datang apalagi dia takut bila dia pulang harus disambut dengan pukulan dari ayah nya itu. Ketika Vanno sudah di depan rumah, Vanno mengintip dari jendela.
"Haruskah aku masuk sekarang, kalau aku masuk sekarang pasti ayah akan memukul ku lagi."Ucapnya dalam hati.
Tiba-tiba, praanngg. Vanno tidak sengaja menjatuhkan botol yang sengaja diletakan diluar.
"Sial kenapa mesti ada ini, sih."Ucap Vanno dalam hati.
"PULANG JUGA KAMU."Teriak ayahnya tiba-tiba.
"Hah, ayah."Vanno terkaget melihat ayahnya sudah menatap tajam pada dirinya.
Ayahnya langsung menarik tangan Vanno, Vanno pun berusaha melepas nya.
"Ayah lepasin aku, Yah."Teriak Vanno keras.
"Diam, kamu. Balik badan kamu."Perintah ayahnya tapi Vanno menggeleng.
"Nggak, aku nggak mau. Ayah, kenapa ayah selalu kasar denganku? Apa aku kurang sempurna di mata ayah, aku salah apa dengan ayah?"Tanya Vanno yang memberanikan diri untuk bertanya apa alasan ayahnya selalu kasar padanya.
Bukannya menjawab, ayahnya malah langsung membalik badan Vanno dan memukul Vanno.
"Aww, sakit ayah. Aku mohon hentikan."Pinta Vanno kesakitan.
"Kamu itu anak haram yang tidak pantas untuk dilahirkan."Kata ayah nya tiba-tiba.
"Hah."Vanno pun terdiam dan mencerna maksud kata-kata ayahnya itu.
Ayah pun berhenti memukuli Vanno,
"Jadi itu alasannya kenapa ayah begitu membenciku?"Tanya Vanno lagi.
"Iya, karena itu aku sangat membencimu. Ibumu sudah diperkosa oleh laki-laki lain."Jawab ayahnya seraya meninggalkan Vanno sendirian.
"Aku anak haram ayah dan ibu, tapi kenapa aku harus dilahirkan sekarang? Nggak aku nggak mau."Vanno pun langsung menuju kamarnya.
Hati Vanno merasa sakit sekali, akhirnya dalam pikirannya dia mau kabur dari rumah agar dia tidak menjadi pelampiasan ayahnya itu. Benar juga, setelah Vanno kabur ayah nya marah-marah nggak jelas mencari keberadaan Vanno. Ketika Vanno sudah jauh dari rumahnya,
"Ya Tuhan, kenapa kepalaku sakit sekali?"Keluh Vanno dalam hati.
Tiba-tiba, Vanno hendak pingsan dan untungnya ada seorang anak laki-laki yang kebetulan lewat.
"Hei, kamu."Anak itu langsung menolong Vanno.
Dirumah anak itu,
"Hah, dimana aku?"Tanya Vanno kaget.
"Kamu dah sadar."Kata anak itu tersenyum.
"Kamu siapa?"Tanya Vanno lagi.
"Aku Jack, kalau nama kamu?"Tanya anak itu.
"Aku Vanno."Jawab Vanno tersenyum manis.
Jack pun tampak menyukai akan sosok Vanno itu, Jack sudah mau menerima Vanno sebagai sahabat baik nya bahkan mau menganggap Vanno itu saudaranya sendiri. Beberapa tahun kemudian tepatnya 10 tahun kemudian ketika Vanno dan Jack sudah kuliah.
"Jack."Panggil Vanno ketika sudah di kampus.
"Eh, Van."Jack berbalik melihat Vanno yang tengah berlari mengejarnya.
"Jangan cepat-cepat dong, aku capek banget soalnya."Keluh Vanno yang dari tadi saling mengejar dengan Jack.
"Hahaha, kamu sih lemot banget. Udah tau, waktu nya mepet eh malah santai-santai."Balas Jack geli.
Vanno dan Jack masuk ke kelas kampus bersama-sama, hingga...
"Jack, lihat deh ada cewek cakep."Ucap Vanno terpseona ketika melihat seorang cewek lewat di hadapannya.
"Itu anak kedokteran namanya Cinta."Tunjuk Jack pada Vanno.
"Ohh, kok kamu tau kalau itu anak kedokteran?"Tanya Vanno heran.
"Ya karena aku pernah ketemu sama dia."Jawab Jack jujur.
"Kok bisa? Ceritanya?"Tanya Vanno lagi.
"Aku ceitain di kelas yuk."Ajak Jack dan Vanno mengangguk.
Di kelas kampus,
"Jadi aku tuh udah pernah ketemu deñgan Cinta, waktu itu aku nolongin dia."Jack mulai menceritakan kronologis nya itu.
Waktu itu, Aku akan berangkat main tapi tiba-tiba Cinta datang dia minta tolong ke aku.
"Eh, bisa minta tolong gak?"Tanya Cinta padaku.
"Kamu mau minta tolong apa?"Tanyaku balik.
"Tolong dong bantuin aku benerin mobil aku."Jawab Cinta yang mengaku mobilnya mogok.
Aku pun langsung membantu Cinta untuk membetulkan mobilnya, dan disitu lah kami saling kenal.
"Oh jadi begitu, hmm kalau kalian jadian aku dukung kok."Kata Vanno yang terlihat setuju apabila Jack dan Cinta dekat.
"Ah, kamu ngomong apa sih. Aku nggak mungkin sama Cinta."Balas Jack tersenyum.
"Hee, nggak mungkin gimana. Semua itu bisa kok, di dunia itu tidak ada yang mungkin."Sahut Vanno menasehati.
"Yah, tapi kamu tau kan. Aku nggak perfect dan kurang banget."Ucap Jack yang merasa kurang akan cinta pada Cinta.
"Ya Tuhan, Jack. Kenapa kamu jadi pesimis gitu sih, cinta itu tidak memandang apapun, tidak karena perfect atau apapun, tapi cinta itu berasal dari ketulusan, hati, kesabaran. Aku yakin, kalau kamu dan Cinta bisa bersatu."Balas Vanno menasehati Jack.
"Tapi, Van. Gimana caranya?"Tanya Jack.
"Kamu tenang aja, Aku bakalan bantuin kamu kok."Jawab Vanno tersenyum.
"Beneran, kamu mau ngelakuin itu?"Tanya Jack lagi.
"Tentu saja aku mau, Jack. Kamu kan saudara aku, sudah saatnya aku membalas kebaikan kamu."Jawab Vanno tersenyum.
"Nggak, Van. Jangan jadikan ini sebagai balas budi ku ke kamu, tapi sebagai saudara."Perintah Jack.
"Iya, Jack. Sebagai saudara, jadi kamu mau kan berusaha untuk meluluhkan hati Cinta?"Tanya Vanno pada Jack.
Sejenak diam semuanya, hingga.
"Iya, Van. Aku mau berusaha untuk itu."Jawab Jack tegas.
"Bagus kalau gitu."Balas Vanno tersenyum.

Top of Form

5. Hanya Dia part 13  - Copas dengan Lovely Rose

 (Notes) on Thursday, April 26, 2012 at 8:50pm

Di depan pintu kelas, Martin semakin galau lagi. Dan jadi terduduk di depan.

Martin : "huh, coba ada Angel pasti gue gak dikeluarin gini. Payaah.."

Jam pulang akhirnya tiba, pelajaran Bu Siska juga berakhir. Dengan cepat, Martin buru-buru menjemput Angel. Ketika Angel sudah diluar, dia langsung mendekati Martin.

Angel : "hei sayang, sudah lama."

Martin : "nggak kok, baru aja. Pulang yuk."

Angel : "ehm, aku mau minum es krim nih."

Martin : "oh kamu mau es krim, ya udah aku anterin yuk."

Angel : "wah, serius. Makasih sayang,(cium pipi Martin)."

Martin : "iya sayang."

Setelah membelikan es krim, Martin mengantarkan Angel pulang.

Martin : "ehm, aku nggak usah mampir ya. Aku ada acara, mau main. Biasa anak cowok."

Angel : "ehm, ya udah. Tapi, kamu hati-hati ya."

Martin : "pasti. Cium dulu dong."

Angel : "maunya."

Martin : "nggak mau nih ceritanya."

Angel : "iya deh aku mau. Tapi tutup mata kamu dulu dong."

Martin : "kenapa? Harus ya."

Angel : "iya. Kalau kamu nggak mau, aku juga nggak mau."

Martin : "iya deh aku mau."

Ternyata benar, Angel mencium Martin di pipi Martin sementara yang dicium hanya tersenyum.

Angel : "tuh aku udah cium kamu, gantian ya."

Martin : "iya sayang."

Setelah mencium Angel, Martin pamit pulang. Martin ada acara membuat lagu bersama boyband nya, yang bernama Eastlife. Band yang mengikuti aliran lagu-lagu Westlife disana. Martin, Mark, Marcel, Gerry dan Bryan akan membuat lagu Recycle dari Westlife berjudul My Love. Setelah selesai.

Martin : "rencana, lagu kita bakal dirilis kapan?"

Mark : "ehm, minggu depan."

Bryan : "oh iya, bulan depan kita ada rangkaian tour lho."

Martin : "eh iya, berapa lama 2 minggu ya."

Gerry : "yaps, kita tour Asia Tenggara."

Marcel : "nggak nyangka ya, kita sudah terkenal seperti ini. Padahal baru kemarin kita membentuk band Eastlife ini."

Mark : "iya, gue jadi inget ketika itu kalian Bryan dan Gerry ikut kontestan pencarian anggota kami."

Gerry : "yeah, thanks guys. Berkat kalian kita jadi seperti ini."

Martin : "hei, jangan seperti itu. Kita terkenal seperti ini karena usaha kita dan kekompakan kita dalam band ini."

Mark : "iya, Martin benar. Yang harus kita lakukan saat ini adalah selalu bersama dan menyuport satu sama lain."

Semua : "setuju."

Mark : "eh, udah jam berapa ini. Gue ada acara nih."

Martin : "sama Agnes ya."

Mark : "tau aja loe, ya udah gue cabut. Bye."

Satu persatu mereka meninggalkan studio musik. Satu minggu kemudian, single My Love di rilis dan langsung menembus daftar Chart musik di Indonesia. Martin mengajak Angel ke pasar malam.

Angel : "wah, ini pasar malam. Ya ampun, kamu tahu aja kalau aku mau banget ke sini. Makasih banget ya, Tin."

Martin : "iya sayang, sama-sama. Ayo, kita main."

Satu jam kemudian mereka selesai, dan pulang. Ketika, Angel akan mengantarkan Martin ke bandara yang akan berangkat tour bersama band nya. Angel mendengar ada suara yang menyapa dirinya. Suara itu cowok, dan Angel langsung menoleh.

Cowok : "kamu Angel kan."

Angel : "iya aku Angel."

Cowok : "Ya Tuhan, Angel. Akhirnya, kita ketemu lagi. Kamu masih ingat aku kan."

Angel : "siapa?"

Cowok : "ini aku, Daniel Ngel."

Angel : "Daniel? Daniel siapa."

Cowok : "Daniel teman kamu SMP."

Angel : "hah, Daniel. Kamu yang cupu itu."

Cowok : "iya Ngel."

Angel : "gila, sekarang. Loe keren banget, Dan."

Daniel : "kamu juga makin cantik, Ngel. Oh iya, kamu ngapain disini."

Angel : "aku mengantar seseorang kok."

Daniel : "oh begitu, mau aku ajak makan."

Angel : "ehm, ya udah."

6. Hanya Dia part 14 -  Copas dengan Lovely Rose

(Notes) on Thursday, April 26, 2012 at 8:51pm

Sementara itu, Martin dkk sudah tiba di bandara Singapura. Hari pertama di Singapura, mereka langsung menuju hotel dan ke panggung yang terletak di dekat hotel. Mereka menyiapkan perform mereka. Pada malam harinya, panggung itu penuh dengan ratusan penonton yang datang. Lagu opening mereka adalah Uptown Girl dan ditutup dengan lagu You Raise Me Up. Setelah itu mereka langsung beristirahat. Hari berganti hari, hari terakhir mereka tour pun tiba. Mereka mengunjungi Negara Malaysia. Setelah itu mereka bersiap menuju bandara untuk pulang. Sementara itu, Angel tengah bersama Daniel.

Daniel : "besok, aku mau pulang ke New York. Kamu ikut gak."

Angel : "ehm, aku nggak bisa. Maaf ya."

Daniel : "ya sudah tidak apa-apa. Oh iya, sebelum berpisah. Aku boleh mencium kamu."

Angel : "hah, mencium aku."

Daniel : "iya, kamu mau."

Angel : "tapi, kalau Martin tahu gimana."

Daniel : "kamu itu gimana sih, Martin kan masih konser."

Angel : "iya juga sih, terserah kamu deh."

Daniel : "terima kasih Angel."

Ketika Daniel akan mencium Angel, Martin datang dan melihat kejadian tersebut.

Martin : "hah, APA-APAAN INI."

Angel : "Martin."

Daniel : "Martin."

Martin : "Angel, tega ya kamu melakukan ini sama aku. Kamu tega.(Meninggalkan Angel dan Daniel)"

Angel : "Martin."

Daniel : "maafkan aku, Ngel. Aku nggak tahu, kalau Martin sudah pulang."

Angel : "iya nggak apa, ini bukan kesalahan kamu kok. aku duluan mau kejar Martin."

7. Hanya Dia part 15 - Copas dengan Lovely Rose on Friday, April 27, 2012 at 3:38pm

Angel : "iya nggak apa, ini bukan kesalahan kamu kok, aku kejar Martin dulu yah. Bye."
Setelah Angel pergi, Daniel menyesal dan langsung pergi dari tempat itu. Sementara Martin, pikiran mulai kacau emosi mulai memuncak.
Martin : "dasar sial, kamu udah bikin aku kecewa Angel. Aku kecewa sama kamu, tega-teganya kamu melakukan itu."
Setiba dirumah, Martin langsung masuk ke kamarnya.
Martin : "ahh, (membanting barang sekitar)"
Di luar, Angel baru saja tiba di rumah Martin. Dia langsung menemui Martin di kamar Martin.
Angel : "(membuka pintu)Martin."
Martin : "mau apa kamu kesini."
Angel : "aku mau jelasin semuanya ke kamu, Tin."
Martin : "apa yang mau kamu jelasin, Ngel. Kamu udah melakukan itu."
Angel : "tapi, Tin. Aku nggak bermaksud seperti itu."
Martin : "cukup, Ngel. Denger ya, detik ini juga, kita sudah tidak ada hubungan apapun."
Angel : "hah."
Martin : "kita putus detik ini juga."
Mendengar hal tersebut, Angel terkejut. Tentu membuat Angel sangat sedih mendengarnya, Martin langsung mengusir Angel begitu saja. Akhirnya, Angel meninggalkan Martin begitu saja. Hari berikutnya, Martin masih saja menatap Angel tidak enak. Dan ternyata Mark, Bryan, Gerry dan Marcel memilih berada di pihak Angel. Mereka berempat membantu menyatukan Angel dan Martin. Tapi, Martin tetap tidak mau memaafkan perbuatan Angel. Akhirnya, Angel menyerah dia berusaha melupakan bayangan Martin dari pikiran nya dengan mengikuti kegiatan Fotografer. Tapi, karena dia melakukan itu dengan secara paksa. Angel jatuh sakit dan harus di rawat di rumah sakit selama 4 hari bed rest.
Mark : "Angel, kamu cepet sembuh ya. Kami akan berusaha membantu kamu menjelaskan semua ini pada Martin."
Angel : "aku rasa itu nggak perlu, lebih baik aku melupakan kenangan ku bersama Martin. Sudah saatnya aku bangkit dari ini semua."
Meski Angel berkata demikian, mereka (Mark, Bryan, Gerry, dan Marcel) serta sahabat Angel (Intan, Agnes, Raisa) tetap membantu menyatukan Angel dan Martin. Hari berganti hari, ketika Angel sedang berada di Cafe dia mendengar sebuah lagu yang membuat dia teringat pada Martin.
Lagu : "I Cry Silently, I Cry Hopesly."
Angel dengan refleks memukul meja dan meninggalkan Cafe itu seraya berkata : "Aku Benci lagu ini, aku benci."
Setelah meninggalkan Cafe.
Angel : "nggak, aku nggak boleh sedih. Aku harus bisa melupakan Martin. Aku pasti bisa."


8. Hanya Dia Part 16 - Copas dengan Lovely Rose

(Notes) on Friday, April 27, 2012 at 3:43pm

Suatu ketika, Angel mendapatkan kontrak untuk menjadi Fotografer dalam pembuatan album baru Grup asal Amerika "My Town" Angel menerima tawaran itu karena buatnya dia bisa melupakan Martin dengan cara itu. 2 bulan berjalan, sore itu Angel tengah jalan-jalan menikmati segarnya udara di sore hari bersama Kucingnya. Dia bertemu dengan Mark, Bryan, Gerry dan Marcel. Dan ternyata, disitu ada Martin tapi Martin hanya lewat saja.
Mark : "hei, Ngel. Apa kabar?"
Angel : "aku baik."
Bryan : "kamu ngapain disini."
Angel : "ini aku cuma ajak jalan-jalan Q-Tie aja kok. Kalian sendiri."
Gerry : "kami baru saja dari studio."
Angel melihat sekelilingnya dan langsung menyadari bahwa dia berada di sekitar studio.
Marcel : "aku dengar kamu mau ke Amerika ya."
Angel : "iya, aku mendapatkan kontrak di sana untuk jadi Fotografer album My Town."
Mark : "oh, begitu. Oh iya, besok lusa ada acara Musik Awards dan kami di undang ada Martin juga sih. Kamu mau nggak datang sama aku."
Angel : "hah, tapi Agnes."
Mark : "Agnes nggak bisa, dan dia yang nyuruh aku buat ngajak kamu kok."
Angel : "ehm, ya udah aku mau kok. Ya udah aku duluan ya, sampai ketemu besok."

9. Hanya Dia part 17 - Copas dengan Lovely Rose (Notes) on Friday, April 27, 2012 at 3:45pm

Pada acara Pra-Music Awards, Angel memakai Gaun Biru Turqoise dan sangat cantik. Angel datang bersama Mark, di seberang ada Martin. Martin menatap tidak enak dan dingin sekali, di tangan nya dia memegang sebotol Bir. Dan dia meminumnya dan membuat dia mabuk sampai.
Martin : "Dasar Angel, cewek murahan. Nggak tahu malu, dia bener-bener cewek yang hanya memanfaatkan cowok saja. Dasar Cewek pelacur."
Semua terkejut, terlebih-lebih Angel dia sakit di katakan seperti itu dia mendekati Martin dan menampar Martin. Dia langsung meninggalkan acara itu, dan menangis sekencang-kencangnya seraya menahan sakit yang memuncak di dadanya.
Angel : "(dalam hati) dasar Martin brengsek dia tega mengatakan seperti itu di depan umum. Aku benci dia."
Karena terlalu sesak dan sakit, dia pingsan saat itu juga. Dan ketika sadar, Angel melihat dia berada disebuah tempat rupanya dia sudah berada di kamarnya, dia melihat ada Gerry, Marcel, Bryan.
Bryan : "kamu sudah sadar."
Angel : "Bry, kenapa dia tega mengatakan seperti itu. Kenapa? Apa salahku, Bry. Sakit rasanya."
Bryan : "kamu yang sabar ya, Mark sedang bersama Martin. Dia sedang menghakimi Martin."
Sementara itu, Mark masih menunggu Martin sadar dan tak lama kemudian Martin sadar, dan Mark menatap Martin dengan mata menghakimi.
Mark : "sadar juga loe."
Martin : "Mark, gua ada dimana?"
Mark : "loe di rumah, semalem loe pingsan di Pra-Music Awards."
Martin : "oh. Kenapa loe lihatin gue seperti itu."
Mark : "loe lupa, apa yang loe lakukan semalam."
Martin : "tau, gue nggak inget."
Mark : "tega ya loe, loe ngatain Angel cewek murahan di tempat umum seperti itu."
Martin : "APA?! Gue berkata seperti itu."
Mark : "Iya, Tin. Tega banget loe, loe jahat tau nggak. Asal loe tau aja, Angel itu masih cinta sama loe. Dia belum bisa melupakan loe, tapi kenapa loe sekarang seperti itu pada dia."
Martin : "tapi, dia udah nyakitin gue Mark."
Mark : "tapi, Angel udah minta maaf ke loe kan. Apa susahnya loe maafin dia, asal loe tau juga, gara-gara loe putusin dia. Angel harus masuk rumah sakit."
Martin : "hah, Angel masuk rumah sakit."
Mark : "iya, Tin. Dasar loe, loe kejam, loe jahat.(Meninggalkan Martin)"
Martin merenung kata-kata Mark tadi, dia berjalan menuju kamar mandi dan cuci muka sambil bercermin.
Martin : "(dalam hati)apa benar gue jahat. Apa benar Angel masih mencintai gue. Tapi, dia sudah menyakiti hati gue."
Hati Martin mulai bimbang, dia mulai kepikiran dengan kata-kata Mark. Keesokan harinya, semua mengantarkan Angel ke bandara kecuali Martin. Hari berganti hari, satu bulan sudah Angel berada di Amerika penuh dengan ketenangan. Dia juga sering mendapat kabar tentang Eastlife, mendengar itu dia selalu teringat dengan Martin. Tapi, Angel berusaha untuk kuat. Di Jakarta, Martin ketika itu tengah bersama Gerry.
Martin : "Ger."
Gerry : "hm, ada apa?"
Martin : "gue kangen sama dia, Ger."
Gerry : "siapa?"
Martin : "Angel."
Gerry : "serius loe."
Martin : "iya, Ger. Aku serius, kabarnya gimana ya."
Gerry : "dia di Amerika."
Martin : "What's?! AMERIKA."
Gerry : "loe nggak tahu semuanya, loe terlalu tutup telinga tentang Angel. Terlalu loe."
Martin : "aku harus susul dia kesana."
Gerry : "hei kamu gila kita masih ada jadwal menghadiri Music Awards nya."
Martin : "tapi."

Bagi yang sudah membaca cerita asli yang dituliskan di atas, akan terlihat dimana samanya .

Maaf jika ada yang tersinggung .

Terima kasih

Dari FB seseorang lagi  (orang yang sama sih )

Posted di FB dia 14 Maret 2012


Keesokan harinya, mereka seisi rumah pergi piknik di deket danau yang indah. Setiba disana.
Andah, waah. Tempatnya indah banget, keren. Ada danau nya.
Gillian, kamu langsung suka nih.
Andah, iya kak. Wah.
Kerry, turun yuk.
Saat piknik di mulai,
Nicky, ahh. Terakhir kita kesini, 1 tahun yang lalu.
Kian, iya. Nggak kerasa cepet banget yaa.
Mark, iya. Rasanya seperti baru kemarin.
Vanno, wah ada ring basket tuh. Gue bawa bola basket nih. Guys, mau main nggak.
Bryan, ok.
Vanno, hmm. Pemain nya ada 6, kalau gitu 3 lawan 3. Hm, Shane, Mark kalian sama gue. Trus, Bryan sama Nicky dan Kian. Ok.
Kian, ok. Siapa takut.
Pertandingan Basket dimulai, saat itu yang cewek jadi bete.
Andah, hm. Gimana kalau kita nyanyi aja.
Kerry, gantian. Mulai dari kamu,Gil.
Gillian, aku. Kok.
Andah, udah. Gimana kalau di undi. Siapa yang dapet pertama itu yang nyanyi pertama.
Gina, setuju.
Undian pertama yang keluar adalah, Gina. Kedua adalah Kerry, Ketiga adalah Katty, keempat adalah Gillian dan yang terakhir Andah sendiri.
Gillian, aku keempat. Hehe, Gina ayo mulai.
Gina, iya.. (Nyanyi lagu Westlife-The Rose)
Kerry, giliran aku. (Nyanyi lagu Westlife-My Love)
Katty, ok. Aku ya, (Nyanyi lagu Westlife-You Raise Me Up)
Gillian, ok. Sekarang aku. (Nyanyi lagu Westlife-Moments)
Gina, ayo Ndah. Sekarang giliran kamu.
Andah, iya kak.
Saat Andah mau nyanyi, para cowok sudah selesai main.
Mark, Kita menang Shane. Van.
Vanno, yeah... Sangat keren guys.
Seperti biasa, Vanno langsung mendekati Andah.
Vanno, hai sayang. Lagi apa. Aku denger, kamu mau nyanyi ya.
Andah, hm. Iya nih kak.
Mark, wah. Keren tuh.
Shane, ayo Ndah. Kami mau dengerin kamu nyanyi.
Andah, iya. Lagu Indonesia nggak apa kan.
Nicky, nggak apa. Kami udah hafal lagu indonesia kok.
Andah, yakin nih. Ok, aku nyanyi ya. Sekarang.
Vanno, tahun depan. Sekarang dong.
Andah, ehem. (Ungu-Kuingin Selamanya)
Andah nyanyi seraya menatap mata Vanno dalam banget, nyentuh, Vanno pun sampai terharu mendengarnya. Setelah selesai, aplause meriah banget dari yang lainnya.
Vanno, sayang. Lagunya keren banget.
Andah, beneran nih kak.
Mark, iya Andah. Keren, nyentuh. Tuh lihat suami kamu sampai nangis kayak gitu.
Andah, kak Vanno nangis. Jangan nangis dong.
Vanno, nggak sayang. Aku cuma kelilipan aja. Lagu kamu bagus.
Andah, itu lagu khusus untuk suami aku tercinta dan calon anak kita kak.
Vanno, makasih sayang. (Peluk Andah) kamu bener-bener anugerah paling indah dalam hidup aku, aku beruntung punya istri secantik kamu sayang.
Andah, aku juga kak. Aku beruntung punya suami seganteng dan sekeren kakak.
Setelah melepas pelukan, Vanno mencium kening Andah lama.
Semua, so sweett.
Shane, wow. Mantep banget.
Vanno, hehe. Maaf.
Kian, no problem.
Nicky, chears for a Vanno and Andah.
Semua, Chearss....

Mirip dengan yang ini  kah?

Chapter 13 - Lovely Rose 1st Rose Trilogy - Piknik Yooooookkkkkk!!!!!!

    “Tempat yang indah,” gumam Nicky, sesampainya kami di tepi danau.

    “dan sangat damai,” sambung Bryan.

Kami para cewek (kecuali Kerry), segera menggelar kain lebar sebagai alas duduk, dan mulai menata perbekalan kami. Begitu kain digelar, Kee-an langsung rebahan di atasnya.

    “Guys!” teriak Nicky seraya melempar bola ke arah Bryan.

Mendengar panggilan itu, Kee-an langsung bangkit dan bergabung.

Bola itu diterima manis oleh Bryan, kemudian ke Mark, lalu ke Kee-an dan Shane.

 

Sudah menjadi kebiasaan, mereka pasti main sepak bola Gaelik. Sepak bola Gaelik adalah campuran antara sepak bola dan rugby. Jadi kebayangkan, bagaimana memainkannya? Mulai dari menendang, mengoper bola pake tangan, sampai tubruk-tubrukan juga ada. Yang pasti, bola itu harus masuk gawang. Yang dijadikan gawang, adalah lubang besar dari pohon tua setinggi tiga meter, tanpa penjaga gawang (abis nggak ada gawang aslinya, sih). Mereka dibagi kelompok, 3 lawan 2. Bryan, Kee-an dengan Shane vs Nicky dan Mark.

 

Kami berempat, plus Molly, menyaksikan permainan mereka berlima sambil berteriak-teriak memberi semangat pada cowok kami masing-masing.

     “Shane! Lempar sini!!!” teriak Kee-an dari kejauhan.

Shane terlihat kebingungan. Posisi Kee-an dekat dengan tiang gawang, tapi jauh darinya, Bryan yang dekat dengannya. Akhirnya,

    “Bryan!” Shane mengoper bola ke arah Bryan.

Namun belum sampai di kaki Bryan, bola itu dicegat Nicky, di tengah jalan.

    “Grr…,” terdengar erangan kesal Shane.

Dengan lincah, Nicky memainkan bola dengan kakinya. Kepalanya membawanya kembali ke masa di saat ia masih di Leeds United. Aih bangganya.

    “Woy, Nix! Jangan lama-lama!” seru Mark mengingatkan Nicky yang terlalu asyik memainkan bola.

Tersadar dari keasyikannya, Nicky langsung menendang bola pada Mark. Tapi ternyata sebelum bola itu menyentuh tanah, tiba-tiba Bryan meloncat dan menangkap bola seperti pemain rugby menangkap bola yang sedang melambung. Setelah menangkap bola, Bryan segera berlari menuju Kee-an. Ketika tengah berlari, tiba-tiba Nicky naik ke punggung Bryan,

    “Wow…… Kialooo! tangkapp!!” Bryan sempat melemparkan bolanya pada Kee-an.

Bruk! Bryan jatuh terjerembab dengan Nicky di atas punggungnya.

Mata Bryan mengikuti arah bola sampai ke tangan Kee-an.

Hup, Kee-an menerimanya dengan manis. Tanpa berpikir panjang, Kee-an langsung melempar bola ke arah gawang dengan semangat penuh, dan…..

    “Masukkk!!!” teriak Bryan dan Shane bersamaan.

    “Ya!!” pekikku dan Kerry, tak peduli Molly kaget dibuatnya.

Bryan langsung berdiri tanpa memperdulikan Nicky di punggungnya dan berlari menuju Kee-an disusul Shane. Mereka berdua langsung menubruk Kee-an yang asyik menari-nari kegirangan sendiri.

Kami yang melihatnya tidak dapat menahan tawa, terkecuali Nicky dan Mark yang jelas-jelas kecewa. Kemudian mereka melanjutkannya lagi.

 

    “Sampai jam berapa, nih?” keluh Gillian.

    “Ya…gini, nih kalo mereka udah main, kita dicuekin,” sahutku.

    “Mending, kita nyanyi,” usul Kerry

    “Biar aku gendong,” Georgina memangku Molly.

Kerry mengambil gitar Kee-an yang nganggur, dan mulai memetiknya,

   “I wanna know…..,”  Kerry mulai menyanyi ‘Swear it Again’.

   “Who ever told you I was letting go……,” kami berempat langsung menyambungnya dan bernyanyi bersama, “Of the only joy that I ever known….”

 

Kami bernyanyi tidak kalah bagusnya dengan cowok-cowok itu ditambah dengan ocehan Molly yang semakin cerewet seperti bapaknya. Hebatnya, sampai kami selesai bernyanyi, mereka berlima, tidak memperhatikan kami, mereka terus saja bermain.

    “Gila banget, mereka, kita nyanyi juga, mereka nggak denger,” sungut Kerry dengan terus memainkan senarnya.

    “Emang gitu, deh, mereka,” sahutku.

    “Gimana kamu sama Kee-an, baik-baik saja, khan?” tanya Gina penuh perhatian.

    “Ya, kami baik-baik saja dan aku bahagia banget!” sahutku dengan bersemangat.

    “Kita juga ikut bahagia. Kaget lho kita waktu tahu kamu pulang dari Amerika, barengan Kian, dan bilang kalian balikan lagi.” timpal Kerry.

    “Jangankan kamu, aku sendiri saja, sampai detik ini, masih belum percaya kalau Kee-an sengaja menyusulku ke Amerika buat nemuin aku. Bisa kalian bayangin gimana kagetnya aku nemuin dia tertidur di lantai, menungguku di depan pintu apartemenku. Kaget banget, jantungku berasa berhenti!. Dia minta maaf dan menginginkan kita balikan lagi. Saat itu aku nggak bisa ngomong apa-apa, tapi aku bilang iya. Aku tetap sayang dia, sepenuh hati.”

    “Yeah, kita juga tahu itu,” sahut Gillian. “Kamu sangat mencintainya, sampai separah apa pun yang pernah dia ucapkan sama kamu, bisa dengan mudah memaafkannya. Tapi kalau aku, mungkin susah. Untunglah dia bukan cowokku. Beruntung banget dia punya cewek sebaik kamu,” cibirnya.

Aku hanya tertawa tidak mempedulikan omongan Gillian tentang sepupunya.

    “Aku cinta mati sama Kee-an,” ucapku pasti dengan tersenyum bangga.

    “Yeah bukan rahasia lagi,” sahut Gillian tertawa geli.

Kami tersenyum bersama.

    “Kita nyanyi lagi,” Kerry mulai memetik gitar kembali.

   “Day after day,time pass away….,” kami bernyanyi lagi.

    “Kita menang!!!” sebuah seruan tiba-tiba mengagetkan kami.

Teriakan itu dari suara Kee-an diikuti Bryan dan Shane. Mereke berlima  menuju ke arah kami.

    “Games over ,” ucapku pada yang lainnya.

 

Kami menyambut cowok-cowok kami. Georgina mengembalikan Molly pada Kerry.

Mereka terlihat sangat kecapaian dan mandi keringat.

    “Kita menang, Shane!!!” ucap Bryan sambil menepuk-nepuk pundak Shane.

    “Yeah!!!” sahut Shane bangga.

Bryan langsung pada Molly, ”Hello sweet baby, come to papa,” Bryan meminta Molly dari Kerry, dan langsung asyik dengan putrinya.

Molly bener-bener menggemaskan dan di usianya yang tujuh bulan, ia sedang aktif-aktifnya merangkak dan memegang apa saja yang dilihatnya.

Kee-an merebahkan badannya dengan kepala berada di pangkuanku. Kami mulai membongkar perbekalan kami.

    “Kamu bawa apa aja?” tanya Gillian padaku seraya membongkar keranjangku.

    “Seperti biasa, brownies kebanggaanku,” jawabku penuh rasa bangga.

    “Kok, sedikit? Pelit ya, kamu,” timpal Gina.

    “Eh, tadinya emang banyak, tapi Kee-an udah ngabisin sebagian.”

    “Enak aja!” protes Kee-an langsung, tidak terima, seraya bangun dari pangkuanku. “Aku cuma makan empat.”

    “Iya, makan empat di rumah. Tapi yang kamu makan di mobil, berapa?Totally, kamu udah makan browniesku, 2…4..7! eh, bukan, 8! Ya kamu udah makan 8 brownies.”

    “Oh, my Good, Ki!” pekik Bryan. “Itu perut, apa karung?” serunya kocak yang langsung membuat teman-temannya tertawa. Sementara Kee-an hanya manyun.

    “Habis, enak, sih, khan nggak ketahan,” sahutnya polos.

Kami hanya geleng-geleng kepala.

    “Kalau gitu, nggak ada lagi jatah brownies buat kamu,” ucap Gillian pada Kee-an.

    “Kok?”

    “Ya…, yang lain belum makan, kamu udah 8 sendiri, kan bisa nggak kebagian semuanya,” jawab Gillian.

Kee-an hanya menghela nafas pasrah, ”Ya udah, deh, tapi janji, ya Keav, ampe rumah kamu bikinin lagi buat aku,” pintanya memelas.

Aku langsung mengangguk seraya mengelus pipinya.

Shane, Gillian, Mark, Nicky, Gina, Bryan dan Kerry hanya bisa tersenyum bahagia melihat kemesraan kami.

    “Ow, lihat itu senyummu,” goda Gillian padaku. Nggak ada lagi air mata.”

Aku langsung tersipu.

    “Kita lega kalian balikan lagi,” timpal Gina.

Kee-an dan aku saling tersipu.

    “Gue masih inget wajah Kian waktu ngebet pengen ketemu kamu, Kev, jeleeeek banget,” ucap Nicky dengan tertawa.

    “Dan besoknya, terbang tuh dia,  ribuan mill ke Amerika, cuma buat ketemu kamu,” sambung Mark.

Aku tersenyum pada Kee-an.

    “Yaaa, itu karena, gua tahu gua salah, dan gua udah nyakitin dia. Tapi yang pasti, gua masih sayang, dan pengen dia balik lagi,” Kee-an memberi jawaban seraya melirikku.

Mereka berdelapan ikut tersenyum bahagia.

    “Dari pertama juga, kita tahu, loe salah, dan masih sayang dia, makanya kita kesel banget, keras kepala banget sih, jadi orang!” cibir Bryan yang disusul derai tawa teman-temanya.

   “Iya...iya...,” Kee-an tersenyum mengakui.

   “Tapi kita yakin kalian pasti akan bersama lagi karena kita tahu elo sangat mencintai Keavy. Nggak mungkin semudah itu elo ngelepasin Keavy, iya, khan? Loe nggak bisa bohong,” sahut Shane.

    “Loe masih sayang Keavy, iya, khan? Loe nggak bisa bohong,” sahut Bryan.

Kee-an menggangguk pasti.

    “Gua udah melakukan kesalahan terbesar gua, yaitu meragukan cinta Keavy,” ucap Kee-an seraya melirikku. “Gua minta maaf, karena udah merepotkan kalian. Tapi berkat kalian, gua bisa menyadari kesalahan gue itu,” kembali pada teman-temannnya

Aku hampir menangis lagi mendengar ucapan Kee-an yang tulus.

    “Makasih semuanya. Dan gua juga mo berterima kasih, karena kalian udah memperhatikan Keavy. Perhatian kalian terhadap Keavy sangat gua hargai,” lanjutnya lagi.

Aku kembali teringat akan perhatian yang diberikan mereka berdelapan saat aku jatuh terpuruk karena diputusin Kee-an.

    “Ya, kalian sangat perhatian padaku. Aku nggak tahu harus bicara apa lagi tapi kalian memang benar-benar sudah menolongku. I owe you so much,” sambungku.

    “Hey, jangan bilang begitu. Kamu nggak hutang apa-apa. Kita temen, dan kita seneng melakukannya. Kita sayang kamu, kok,” sahut Gina lembut.

    “Yeah, kita sayang kamu,” sahut Nicky pada kami berdua.

    “Terima kasih semuanya, terima kasih banyak,” ucapku sekali lagi yang kali ini tidak bisa menahan air mataku sampai Kee-an mengusapnya dengan lembut.

Terlihat senyum mereka yang ikut bahagia padaku dan Kee-an membuatku sangat bahagia mendapatkan perhatian yang sangat besar dari teman-temanku ini. How lucky I am.

    “Ok, sekarang kita mulai menikmati saja perbekalan kita. Walau separuh sudah dihabisin Kee-an tapi paling tidak masih ada yang lain, ya nggak,” seru Gillian semangat disusul sorak tanda setuju dari kami semua.

 

Kemudian kami dengan happy menyantap perbekalan kami.

 

Aku melirik ke arah yang lainnya, Gillian sedang menyuapkan sesuatu pada Shane dan Nicky bermanja-manjaan dengan Gina. Semuanya dengan pasangan masing-masing.

    “Hello…., let me know if you hear me, hello…,” tiba-tiba Mark iseng menyanyikan ‘Every Little Thing You do’

Shane jadi terpancing, dan melanjutkannya,

    “If you want to be near, let me know, and I’ll never let you go,”

    “Hey love…,” Mark melanjutkan, “When you ask what I feel, I say love. When you ask how I know, I say trust, and if that not enough,”

    “It’s every little thing you do,” Bryan, Kee-an, Shane dan Nicky membuat paduan suara tanpa musik. ”That makes me fall in love with you, there isn’t a way that I can show you, ever since I’ve come to know you. It’s every little thing you say, that makes me wanna feel this way, there’s not a thing that I can point to, cause it’s every little thing you do.”

    “Don’t ask why!” giliran Bryan.”Let’s just feel what we feel, cause sometimes, yeah, it’s the secret that keeps in alive,

    “But if you need a reason why…..

“Is it your smile or your laugh or you heart, does it really matter why I love you. Anywhere there’s a crowd you stand out can’t you see why they can’t ignored you.“

    “If you wanna know, why I can’t let go, let me explain to you. That every little dream comes true, with every little thing  you do…,”  mereka berlima menutup lagu dengan indah dan sedikit terengah-engah. (*‘Every Little Thing You do’ – Westlife-Coast to Coast’00)

Kami, para cewek, memberi eplause yang meriah untuk para cowok kami.

    “Eh, enak kali, ya, kalau bisa bawa kuda. Tanah seluas ini, enak lho, kalau buat berkuda,” ucap Shane seraya mengedarkan matanya ke sekelilingnya yang luas.

    “Ya udah, lain kali, loe bawa aja kuda loe,” sahut Mark.

    “Siapa nama kuda pertama loe? …Jasper?” tanya Bryan.

Shane tercekat, diingatkan dengan kuda pertamanya yang amat disayanginya.

    “Jasper,” ucap Shane lirih, kemudian ia tertunduk lama.

Kami terheran dengan perubahan sikap Shane.

    “Hey, what’s up?” Bryan merasa nggak enak.

Shane tidak menyahut, membuat kami sedikit kebingungan.

    “Hello?” Mark menepuk pundak Shane.

    “Let me know what you hear….” gumam Kee-an pelan.

    “Stss…,” aku langsung menepuk pundak Kee-an supaya jangan bercanda. Kee-an langsung diam.

Tiba-tiba,

    “I miss Jasper!!!” pekik Shane mengagetkan kami.

Shane beranjak dan meninggalkan kami. Kami saling berpandangan.

    “Kamu, sih, pake nyinggung tentang Jasper,” ucap Kerry pada Bryan membuat Bryan semakin merasa bersalah.

Bryan menyerahkan Molly pada Kerry lalu berdiri dan mengejar Shane,

     “Shane, mau kemana?” panggil Bryan.

     “Hey, gue minta maaf!” pinta Bryan di hadapan Shane yang tetap berjalan.

Shane melihat mata Bryan penuh penyesalan dan semakin bersalah,

    “Kena loe!” tiba-tiba Shane tersenyum simpul, mengisyaratkan sesuatu.

Ia langsung mendorong tubuh Bryan yang besar (entah dari mana ia dapat kekuatannya) hingga terjatuh.

    “Woyy! Tolongin, waktunya balas dendam!!” seru Shane kegirangan.

Mendengar komando Shane, mereka bertiga segera berlari ke arah Shane dan Bryan.

    “Oh, no. Please don’t,” pinta Bryan melihat teman-temannya menyerbunya. Ia tahu apa yang akan mereka lakukan

Bruk…bruk…bruk…, satu persatu, tubuh teman-temannya mendarat di atas tubuh Bryan. Dimulai dengan Shane lalu Nicky, Mark dan ditutup Kee-an dengan duduk manis di punggung Mark.

Ini biasa mereka lakukan pada Bryan sebagai balasan dari seluruh kejahilan-kejahilan yang dilakukan Bryan pada mereka selama ini.

    “Oh, my God, mati gue,” keluh Bryan pasrah. ”Udah, deh, nggak ketahan lagi…”

Tiba-tiba,

    “Uh, bau apa ni? Bryan, loe kentut, ya?” pekik Shane.

    “Pastinya,” jawab Bryan cuek.

    “Sialan, loe, Bryan!” seru Nicky.

Nicky berusaha untuk bangun, tapi tertahan oleh tubuh Mark di atasnya,

    “Mark!” Nicky menyuruh Mark bangun tapi Mark juga tertahan dengan tubuh Kee-an yang duduk manis di punggungnya.

    “Kialo! Bangun!” perintah Mark.

Kee-an segera berdiri dan susunan langsung bubar.

    “Gila, loe, Bry!” Kee-an mencak-mencak setelah mencium baunya.

Bryan tidak dapat menahan tawanya. Ia tegelak-gelak.

    “Payah!” sungut Nicky.

Bryan tetap tergelak-gelak.

    “Hey!” seru Nicky kaget. Ia baru menyadari, topi yang dipakainya sudah tidak berada lagi di kepalanya.

    “Mark! Kembaliin!” teriak Nicky.

    “A..a..a.., ambil sendiri kalau bisa,“ sahut Mark kegirangan dengan berlari.

    “Sialan,” Nicky langsung mengejar Mark.

Layaknya anak kecil, mereka berdua saling berkejaran. Sebenarnya Nicky sanggup mengejar Mark, tapi ia sedang malas untuk mengejarnya.

    “Mark, awas ya!” seru Nicky terengah-engah.

    “Kejar gue! Gue tau loe bisa!” seru Mark kegirangan. Ia berjalan mundur, tanpa disadarinya, langkahnya mendekati danau, semakin dekat…

    “Mark, AWAAASSSS !!” teriak Nicky, memperingatkan.

Terlambat,

BYUUURRR !!

Mark terjun bebas ke dalam danau.

    “Dibilangin!” seru Nicky.

Kee-an, aku, Gina, Bryan dan Kerry segera menuju Nicky dengan menahan tawa.

    “Gila! Airnya dingin banget!” pekik Mark yang basah kuyup.

    “Sini tangan loe.” Nicky mengulurkan tangannya pada Mark. Mark menyambutnya.

    “Sampe tiga ya,  1..2…”

Bukannya naik ke tepi danau, tapi Mark malah menarik tangan Nicky,

    “Hey!” teriak Nicky. “Gue nggak bisa berenang!”

    “Bisalah!” Mark tidak percaya

BYURRR !!

Sesaat kemudian, “Tolong, gue tenggelem!” seru Nicky panik.

Melihat itu, Kee-an langsung terjun ke danau untuk menolong Nicky. Kee-an dan Mark segera menangkap Nicky yang mulai tenggelam.

Kami di atas yang melihat  sempat kaget tapi langsung bernafas lega, mereka berhasil menolong Nicky.

    “Gue bilang juga, gue nggak bisa berenang!” ucap Nicky kesal.

    “Loe tuh bisa berenang, cuma loe takut!” sahut Kee-an sama kesalnya (abisnya udah setua ini belum juga berani berenang, kan malu-maluin).

Nicky dibawa naik ke tepi.

Melihat itu, Bryan dan Shane langsung berpandangan, dan…

    “Waktunya mandi!!!” teriak mereka dan dengan bersamaan, mereka mendorongku, Gillian dan Gina ke dalam danau,

    “Aaa…!!”

BYUR!!!

Kami menyusul Mark dan Kee-an ke dalam danau.

Shane dan Bryan tertawa kegirangan. Mereka bertoss, membuat kami di bawah, kesal melihatnya.

Tiba-tiba,

Sret, kaki Shane tergelincir tanah yang licin karena basah. Ketika hendak jatuh, ia sempat memegang baju Bryan. Karena posisi Bryan tidak kuat, akhirnya…

SRYUT…BYUR…BYUR…

Mereka berdua meluncur dengan sukses menyusul kami.

Seketika itu juga , tawa kami meledak tak terkecuali Nicky, juga Kerry yang selamat karena membawa Molly.

    “Selamet yaaaa!!!!” seru Kerry girang dari tepi danau.

 

Bryan langsung naik ke tepi danau, sedangkan kami malah asyik bermain di dalam danau. Dinginnya air danau tidak terasa. Baru setelah bebarapa saat,

    “Hatchi!!” aku bersin

    “Aduh, gawat,” Kee-an langsung memelukku, agar sedikit hangat. Tapi karena badan Kee-an juga basah, jadi ya tetep dingin.

    “Kita harus cepet-cepet pulang, kalo nggak, putri-putri kita bisa…”

    “Hatchi!!” Gillian ikut-ikutan bersin.

Semuanya langsung mengerti apa artinya. Kami segera naik dan membereskan keperluan piknik lalu kembali ke rumah Mark.

 

Kami pulang dalam keadaan basah kuyup, kecuali Kerry, dan mengejutkan  Tante Marie, mama Mark.

 

    “Ya ampun, kalian habis ngapain?” tanya Tante Marie.

    “Berenang, mom,” jawab Mark enteng.

    “Berenang? DI mana? Di danau?”

    “Tolong, mom, jangan banyak tanya dulu, nih cewek-cewek sudah kedinginan.”

    “Oh…ayo sini..sini..., hangatkan badan kalian.”

 

Kami berempat dipinjamkan pakaian yang sedikit tebal, sementara pakaian kami dikeringkan. Setelah itu kami kembali gabung lagi dengan cowok-cowok. Ternyata Kerry sudah menggelar kain lagi di tempat yang terkena matahari, untuk meneruskan piknik kami.

 

    “Gimana sudah lumayan anget?” tanya Kee-an padaku, seraya memelukku erat.

    “Ya, kamu?”

Kee-an mengangguk. Kemudian ia mengambil gitar dan mulai memetiknya. Terdengar intro ‘More Than Words’,

    “Saying I love you, is not the words I want to hear from you,”  Kee-an menyanyikannya dengan diiringi petikan gitarnya. Kemudian Shane masuk,

    “It’s not that I want you, not to say, but if you only knew. How easy, it would be to show me how you feel…”

    “More than, words,” Bryan bergabung dengan Shane, ”Is all you have to do to make it real, then you wouldn’t have to say, that you love me, cause I’d already know,”

    “What would you do, if my heart was torn in two? More than words to show you feel, that your love for me is real. What would you say, if I took those words away,” Mark menggantikan Bryan bersama Shane.”Then you couldn’t makes things new, just by saying I love you…

    “It’s more than words, is more than what you say,” Mark, Bryan, Nicky dan Kee-an mengadakan paduan yang kompak,”Is the things you do, oh yeah….Is more than words, is more than what you say, is the things you do, oh yeah…”

    “Now, that I’ve tried to,” giliran Bryan,”Talk to you and make you understand all you have to do is, close your eyes and just reach out your hands, and touch me, hold me close don’t ever let me go, more than words, is all I ever needed you to show, then you wouldn’t have to say, that you love me….”

    “Cause I’d already know…..” Shane menutup lagu dengan manis.

(*More Than words-Westlife-Deluxe-99)

Setelah menyanyikan lagu ‘More Than Words’, Kee-an memetik lagi dengan intro sebuah lagu yang mereka buat bareng-bareng berlima, dengan semangat.

    “The day I was leaving,” Kee-an memulainya. “I was feeling insecure. I thought that I‘d thrown away, all those day and what we had before.

    “And how I believe it after what you had to say,” Shane dan Nicky mengambil alih setelah mendapat kode dari Kee-an. “I thought about everydays in everyway and this is what I’ll say now baby.

    “You don’t have to worry, cause’ everything alright (alright), I know that you you’ll get me, that you’ll get me trough the night.”

    “When you come around, you know you pick me up when I’m feeling down, “ mereka berlima bersama-sama masuk reff. “and I want you to know baby how can I show, do I have to scream and shout? When you come around, you only have to smile and knock me out. But I’m here on the floor and I’m begging for more, baby that’s what love about.”

    “Thre’se so many reason, why our love is guaranted. So many reason why, I can’t hide, just what you mean to me. So say what you’re thingking,” Nicky bergambung dnegan Shane. “while you’re sitting next to me. Let all all your feeling show, just let me know, just how it’s mean to be now baby. 

    “You don’t have to worry, cause’ everything alright (alright), I know that you get me, that you’ll get me trough the night.”

    “When you come around, you know you pick me up when I’m feeling down and I want you to know, baby how can I show, do I have to scream and shout? When you come around (uuh baby) you only have to smile and knock me out. But I’m here on the floor, and I’m begging for more, baby that’s what love about.”

    “You don’t have to worry, cause’ everything alright (aaah) (alright),  I know that you me, that you’ll get me through the night, (uuuh).”

Mereka kembali ke reff dan menutup lagu dengan indah meskipun sedikit terengah-engah. (*When You Come Around-westlife-World of Our Own’01)

    “You make me feel,” Nicky mengusulkan pada Kee-an.

Kee-an mengangguk dan memulai intro lagu ‘You Make Me Feel’

    “I’ve been trying to reach you,”  Nicky menyanyikannya dengan percaya diri.”‘couse I got something to say. But you’re talking about,just nothing at all and you’re sleeping away. We were crying together, it was along time ago. Before you walk out that door and leave this way, just hear what I say,”

    “You make me feel, you make me real. For the rest of my days in so many ways, you make me feel,” mereka berlima bernyanyi bersama.

    “I’ve been trying to leave you, why should we go on like this? But my heart can’t breath when I hear you say : ‘ it’s better this way ‘ ,” Kee-an masuk dengan penuh percaya diri.

    “You make me feel, you make me real. For the rest of my days and so many ways, you make me feel,”

    “Ten thousand light years away from you. Keep thinking maybe it’s time, to let go. But by the end of the day, I still want to say : ‘do you?’ ,”

    “You make me feel…! you make me feel… (ohh…) you make me real (so real). For the rest of my days, in so many ways, you makes me feel,”

    “Ive been trying to leave you! you make me feel, you make me real. ’Coz I’ve got something to say! For the rest of my days in so many ways….you make me feel.”  (*You Make Mee Feel-Westlife-Coast To Coast’00)

Mereka menutup lagu dengan penuh perjuangan saking semangatnya. Mereka mengatur nafas setelah menyanyikan tiga buah lagu mereka. Tapi sepertinya Kee-an merasa belum puas, dia mulai memainkan sebuah intro lagi, dengan enjoy.

Dengan tersenyum pada Nicky, ia seakan memberi tanda untuk bersiap masuk,

    “So much to say, but where do I start, would you listen it if I spoke from the heart? It’s simple things that keeps us apart, you know it doesn’t have to be this way.

“ Can’t you hear it my voice (ooh baby) you gotta listen when I say,”

    “Don’t let me go, when I’m this low,” mereka berlima masuk bersama-sama.“Why can’t we talk about it, why can’t we figure it out? I wanna know as people grow, how do they sort it all out? Work out what love is about. So tell me now, yeah, I’ve got know when this feeling I’ve got won’t let go,”

    “Some people stop and some people stare, I’m hearing whispers that you no longer care. Should I stay should I turn away, stop playing game now, you know it’s not fair. Ooh baby…

“Can’t you hear it my voice, (ooh baby), gotta listen when I say.

    “Don’t let me go, when I’m this low. Why can’t we talk about it, why can’t we figure it out? I wanna know as people grow, how do they sort it all out? Work out what love is about. So tell me know, that I’ve gotta know, when this feeling I’ve got won’t let go,”

    “You make me thing I’ve got this feeling for you? I’ve tried so hard, won’t you listen to me (won’t listen to me)  Coz’ we can make it we can see this trough when we stop I’m telling you.”

“Don’t let me go, when I’m this low. Why can’t we talk about it, why can’t we figure it out? I wanna know, as people grow, how do they sort it all out? Work out what love is about,”

    “Don’t let me go, when I’m this low. Why can’t we talk about it, why can’t we figure it out? I wanna know as people grow, how do they sort it all out? Work out what love is about. So tell me know, that I’ve gotta know, when this feeling I’ve got won’t let go….,

    “So don’t let me gooo!,” Shane mengakhirinya benar-benar dengan penuh perjuangan. (*Don’t Let Me Go-Westlife-World of our Own’01)

    “Horeee!!!,” kami para cewek spontan memberi aplause yang meriah pada mereka yang telah menggelar konser gratis di alam terbuka ini.

    “Ladies and gentleman, welcome to The Outdoor Westlife Concert, live from Mark’s garden yard!” pekik Gillian asal.

Kami semua tak dapat menahan tawa dengan seruan asal Gillian.

    “What a great show guys!” seru Kerry semangat.

    “I never knew we gonna make a concert here ucap Kerry geli. Kami ikut tertawa. Memang konser ini tidak direncanakan sebelumnya. Kee-an aja yang iseng bawa gitar, dan tahu sendiri kan, kalau Kee-an udah pegang gitar? Nyanyi terus!

Tiba-tiba,

    “I would die for you,”  Bryan memulai lagu ‘Angel’s Wings’ dengan mata memandang Molly. Shane membiarkan Bryan bersolo. (The show hasn’t over yet!)

“Lay down my life for you. You only thing, that mean is everything to me. Cause when you’re in my arms, you make me prouder than, than anything I ever could achieve. And you make everything that used to seem so big, seem to be so small since you arrived.

“On angel’s wings, an angelical formation. Angel’s wings, like a letter in the sky. Now I know, no matter what the question, love is the answer, it’s written on angel’s wings.”

    “And I often wonder why (why…),” Mark meneruskan setelah mendapat kode dari Bryan diikuti Nicky, Shane dan Kee-an sebagai backing voc. “Someone as flewed as I, deserve to be as happy as you make me (aa…) So as the years roll bye (roll bye…) I’ll be there bye your side. I’ll follow you wherever your heart take me. ’Cause you make everything that used to be so big, seem to be so small, since you arrived,”

    “Now anyone who’s felt the touch of heaven in their lives,” Bryan kembali bersolo. ”Will know the way I’m feeling, looking in my baby’s eyes. That’s why I can’t bear to be, too far away. I know that god must love me, ’cause, He sent you to me, on angels wings,”

    “On angel’s wings, an angelical formation. Angel’s wings, like a letter in the sky. Now I know no matter what the question, love is the answer, its writen on angel’s wings!!”  (*Angel’s Wings-Westlife-Coast to Coast’00)

Kali ini mereka benar-benar terengah-engah, apalagi Mark yang sudah menutup lagu dengan nada yang tinggi.

Kami mendengarnya dengan terharu. Lagu ‘Angel’s Wings’ memang cocok untuk Bryan, makanya Shane membiarkan Bryan bersolo.

    “That’s beautiful, guys, thanks,” ucap Bryan dengan Molly sudah berada di tangannya.

    “A beautiful song for a new daddy,” sahut Shane.

Kami memandang Bryan dan Kerry seakan bisa merasakan kebahagiaan yang mereka rasakan. Seperti biasa Kee-an mendekapku dengan hangat. 

    “Indahnya, kalian sudah lengkap,” ucap Gina.

    “Tenang aja, bentar lagi kita nyusul kok,” samber Nicky, diikuti derai tawa kami.

    “Stss…look she’s sleeping,” aku sedikit berbisik. Mata mereka langsung ke arah Molly yang tertidur nyenyak di pelukan ayahnya, dan Bryan terlihat sangat menikmatinya.

    “Dia tertidur karena kamu nyanyiin, Bry,” lanjut Mark.

Bryan mengangguk dengan tersenyum.

    “Kalian akan merasakan bagaimana damainya saat menggendong your own baby,” ucap Bryan pelan.

    “Yeah sure…” sahut kami pasti.

Bryan meletakkan Molly di keretanya agar tidurnya tak terganggu.

    “Gua selalu merindukan saat-saat seperti ini, pulang ke rumah, piknik bareng,” ucap Mark.

    “Ya, sejak kita nyanyi, kita jadi nggak punya waktu piknik seperti ini. Tenang, damai,” timpal Kee-an.

    “Gua masih belum percaya kalo kita bisa secepat ini terkenal,” ucap Nicky.

    “Tapi ini bukan mimpi, ini kenyataan, we’re famous now. Fans are everywhere,” sahut Bryan.

    “Kita masih ingat lho, waktu kalian manggung pertama kali, setelah pertunjukkan ‘Grease’ di sekolah, kalian sangat hebat dan kompak sekali. Sepertinya baru kemarin,” ucap Gillian seraya melirik padaku,  yang tentunya ditujukan pada Shane, Kee-an dan Mark.

Mark, Shane, Kee-an dan aku teringat kembali saat masih sekolah dulu.

    “Memang masih kemarin. Waktu yang berjalan cepat sekali, dan lihat kita sekarang? Kita bukan anak 4 tahun yang lalu, kita udah terkenal,” Kee-an berucap.

    “Iya, masa’ orang datang ke restauran bukan untuk makan, tapi cuma untuk cari gue,” gerutu Shane.

    “And…me and Bryan, wanna thanks, to you all, guys. You all make both of us like this,” ucap Nicky formal pada Kee-an, Mark dan Shane.

    “Hei, bukan hanya kita yang bikin kaya’ gini, tapi kalian berdua juga. Kita berlima yang mewujudkannya. Kita berlima yang kerja keras dan kita berhak mendapatkan hasilnya, ya… ketenaran ini,” sahut Kee-an bijak.

Walau tidak bisa diingkari, Michael, Derek dan Graham juga bekerja keras untuk ini. Bersama merekalah, ia, Shane dan Mark, Six as One atau I.O.U. jatuh bangun demi grup vokal yang mereka impikan. Sayang Graham, Derek dan Michael tidak bisa menikmatinya. Tapi itu, kan masa lalu, dan yang sekarang ia hadapi bersama Westlife adalah sebuah masa depan.

    “Tapi akui saja, kalian seneng khan jadi terkenal?” godaku.

    “Iya, sih. Tapi nggak gitu-gitu amat, capek tau, dikejar fans terus.”

Nicky mengangguk, menyetujui ucapan Shane,

    “Gara-gara ini semua, kita nggak punya banyak waktu di rumah, kehidupan pribadi kita tertanggu dan jarang ketemu ama cewek kita. Untung kita punya cewek yang sangat pengertian, ya nggak ?”

Mendengar itu kami, para terkasih, merasa tersanjung.

    “Iya, dulu kita mau jalan aja, susah banget,” sungut Bryan seraya melirik ke arah Kerry.  ”So many people asking about us, and I’m tired to answer it. So I said, we’ve broken up, padahal…..,”

    “Makin lengket, dan langsung sukses besar!” seru Kee-an.

    “Kalian sih, enak, daripada gua, sebelum kita jadian masak gua digosipin gay! Kok, bisa-bisanya, sih, orang gosip-gosipin gua gay. Mimpi aja nggak!” Kee-an tertawa geli.

    “Stss…tenang-tenang, kita percaya loe bukan, gay,“ sahut Nicky ngaco seraya melirik ke arahku, ”Iya khan, Keav?”

    “Yup, 100%, he’s not a gay,” jawabku dengan tersenyum simpul.

    “Gimana, mo gay? Dulu, ceweknya Kealo khan, banyak banget!“ sela Shane, membuat kami tertawa.

    “Makanya, kaya’ gua…dong, gua jauh dari gosip, bahkan waktu udah kecium gua ada suka sama Gillian, nggak ada yang bisa buktiin, padahal emang kita lagi jalannya, ya nggak Gill?” ucap Shane pada Gillian.

Gillian hanya mengangguk dengan tersenyum.

    “Setelah itu, nggak ada lagi gosip tentang gua,” lanjut Shane bangga.

    “Ada! Gosip kalian berdua mau serumah, gimana? tanya Bryan.

    “Alaah, biarin aja. Rumahnya aja belum seratus persen jadi. Tapi kalau udah jadi, mau khan pindah sama aku?” tanya Shane genit pada Gillian.

    “Gimana nanti,” sahut Gillian pura-pura cuek (padahal di dalam hati, sih, pengen banget)

Shane langsung dongkol dan kita tidak bisa menahan tawa melihat mimik Shane yang lucu sekali.

    “Kita memang harus mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan dan kita alami. Tapi yang paling membuat kita bahagia saat ini, adalah melihat kalian berdua bersatu lagi karena sebenarnya kita di sini bukan membahas gosip-gosip tentang kalian, tapi untuk merayakan kebersamaan kalian lagi,” ucap Gina yang ditujukan padaku dan Kee-an

Nicky, Bryan, Kerry, Shane, Gillian, dan Mark mengangguk dengan tersenyum.

Sekali lagi aku dan Kee-an tersenyum terharu.

    “Thank’s guys,” ucap Kee-an.

    “Chears, for both of you,” Shane mengangkat gelas diikuti kami semua.

    “ Chears!!”

Kami tersenyum bahagia.

 

Bagaimana????

No comments:

Post a Comment