Rate : K+
Genre : Fantasy, Adventure, Medieval
Summary : Di sebuah Kerajaan Eoghan , dimana Pangeran Kianleaghly bersama sepupunya Pangeran Marcusley dan sahabat mereka Bryan, menerima sosok asing berambut dan bermata hijau di dalam istana mereka.
Wish us luck , and ENJOY!!!!
Hope you all like it :)
Friendship and Alliance - Part 1, Part 2, Part 3
by Maria 'Adeline' Triwiyani
Kerajaan Eoghan
(abad pertengahan)
Derap
sepasang kaki kecil berlari di sepanjang koridor kastil yang panjang. Kepala
berwarna pirang itu melesat bak peluru. Ia berlari seperti sedang mengejar sesuatu.
Tujuan hanya satu, ia harus mencapai menara tertinggi di kastilnya ini,
secepatnya.
“Kian…., jangan berlari di koridor !!!”
seruan ibunya langsung terdengar saat melewati pintu ruang kereasi yang terbuka
.
“Iya, ibu!!!!!” sahut sang pemilik kaki
namun tak mengehentikan larinya menuju pintu menara tertinggi di sayap kiri
kastilnya.
BRUK ! ADAW !!!! ia
sukses menabrak Bryan dengan yang tiba-tiba keluar dari pintu dapur yang
membawa mangkok berisi salad yang akan disajikan untuk makan siang.
“PANGERAAANNN!!!!!” wajah Bryan sudah merah
karena kesal.
“MAA… MAAAAAAFFFFFFFF!!!!” Kian hanya bisa
berucap dengan wajah hanya beberapa senti dari wajah Bryan yang sudah di lantai
dan tubuhnya menimpa tubuh Bryan yang besar. Usia Bryan sebaya dengannya, tapi
dengan tubuh jauh lebih besar dari Kian. Salad segar sudah berserakan di lantai.
Tapi Kian langsung
berdiri tanpa ada rasa bersalah dan melanjutkan larinya .
“Pangeran Kianleaghly!!!!!!” kali ini suara
terdengar dari Bibi Pengasuh yang tak lain adalah ibunda Bryan.
Tapi tak dihiraukan karena Kian sudah berlari
naik tangga ke menara tertinggi.
Hosh hosh hosh ….
Kian terengah engah
menampaki tangga menara ini, setelah ditambah tadi berlari dan sempat jatuh.
Dan kian hampir kehabisan
nafas saat berhasil mencapai anak tangga terakhir dan keluar menuju teras
menara. Di sana sudah ada adiknya Putri
Mariellendly yang berusia 8 tahun, serta sepupunya yang juga seusia dengannya, Pangeran
Markeaghly, berdiri menghadap tanah Kerajaan Eioghan yang luas mengarah ke
lautan.
“Bagaimana Mark, apa mereka sudah terlihat
??? tanya Kian langung mensejajari adiknya yang berdiri di pijakan batu akan
dapat ikut melihat, dan melepaskan pandanganya jauh mengarah ke depan, mencari
sosok yang ia tunggu.
“Belum Kian ….,” Mark memberikan teropong
panjang jarak jauh pada sepepunya. Sejak menunggu hampir setengah jam di sini
dan menggunakan teropong itu, belum terlihat rombongan itu.
Kian menerimanya dan
meneropong ke arah lautan. Nihil. Belum terlihat apa-apa.
“Tapi seharusnya mereka sudah terlihat, kan
…?”
“Seharusnya, Kian….” Masih belum lepas dari
pandangan jauhnya.
Kian kembali
mengintip teropongnya. Mereka tengah menunggu rombongan dua kakaknya, Pangeran
Gavinaugh, Pangeran Thomasleagh, dan Caddaugh, orang kepercayaan, kembali dari
pantai. Satu hari kemarin, mereka mendapat laporan dari seorang nelayan yang
mengabarkan ada perahu kecil terdapampar di pantai. Kapal dengan logo kerajaan
lain. Ayahnya, Raja Kevinaughley Eoghan, merasa harus memeriksanya, apakah
kapal itu adalah kapal kerajaan lawan atau kawan. Maka ia mengirim putra sulung
dan tengahnya, bersama orang kepercayannya untuk memeriksanya. Dan sekarang
Kian sudah tidak sabar menunggu hasilnya. Dengar kabar yang berhembus, ada
sosok anak di dalam kapal tersebut. Anak yang berwujud dan berpakaian aneh. Itu
yang membuat Kian mati penasaran.
“ITU MEREKA!!!!!!” pekik Kian mengagetkan
adiknya saat melihat tiga kuda berlari mendekati kastil. “Ayo kita turun!!!”
dan kembali melesat masuk menuju tangga turun.
Mark hanya
geleng-geleng kepala melihat sepupunya yang begitu bersemangat, dengan menolong
Putri Mariellendly turun dari batu pijakannya, lalu menyusul Kian turun.
Kian kembali berlari
dengan cepat menuju pintu gerbang untuk menyambut kakak-kakaknya, dan berharap
ia yang pertama sampai duluan di pintu gerbang.
Tapi ternyata sudah
menunggu di luar sana Raja Kevinaughley bersama beberapa prajurit. Bryan
sahabatnya pun sudah ikut menunggu berama para pelayan lainnya yang tak kalah
penasarannya dengan kabar kebenaran yang dibawa kedua pangeran mereka .
“Bryan ….?” Kian tak sabar.
“Ssstt…..,” Bryan lansung mengingatkan
untuk tidak rebut dulu.
Pangeran Gavinaughley,
Pangeran Thomasleaghley, dan Caddaugh menghentikan kuda mereka tepat beberapa
meter di hadapan raja. Terlihat sosok kecil duduk di depan bersama Pangeran
Caddaugh.
Pangeran pertama
kerajaan Eoghan itupun turun dan kudanya lalu, diikuti adiknya.
“Ayah…?” sapa Pangeran Gavinaughley
“Gavin, bagaimana ?”
“Ya, seperti yang dilaporkan nelayan itu,
sebuah kapal dengan logo kerajaan asing dengan seseorang di dalamnya. Gavin
menyerahkan potong kayu yang bergambar logo kerajaan itu.
Raja Kevinaugley melihatnya,
mengingatkan, logo kerajaan mana sekiranya ini. Tapi tak ada satupun yang
terlintas di ingatannya.
“Lalu sosok itu …?”
“Ada di sana…,” saraya menunjukk kuda
Caddaugh yang ternyata di punggung belakang tertelungkup sosok kecil, seperti
seorang anak kecil dengan terikat dan mata tertutup.
“Turunkan hati-hati,” perintah Gavin.
Caddaugh
menurunkannya hati-hati dan menghadapannya ke hadapan sang Raja.
Semua yang berkumpul
di halaman depan itu menahan nafas. Sosok itu tak lebih dari sosok anak kecil
dengan tinggi tak lebih dari Kian. Usianya pun terlihat sama dengan Kian 12
tahun dengan rambut mencuat ke atas
berwarna hijau.
Karena dengan mata
tertutup dan terikat, anak itu terlihat gugup, tak tahu apa yang sedang terjadi
dan sedang berhadapan dengan siapa dia. Kasihan Kian melihatnya.
Raja Kevinaughley
masih mengamati sosok kecil asing di hadapannya ini. “Apa dia berbahaya ?”
Gavin menggeleng,
“Sejauh ini tidak, Ayah, ia tampak ketakutan dan menurut saat kami mengambil
dari kapal itu. Mungkin ia terpisah dari rombongannya,”
Raja Kevinaughley
mengangguk.
“Baiklah bawa dia ke penjara bawah tanah,
biarkan dia istirahat dulu. Beri makanan yang layak. Bagiamanapun juga dia
tetap seorang anak,” perintah Raja Kevinaughley.
Caddaugh mengangguk,
dan langsung menggiring anak itu.
Penjara bawah tanah?? Kian terkaget.
Apa yang akan ayahnya lakukan pada anak itu di penjara bawah tanah. Toh penjara
itu sudah lama tidak digunakan, karena ayahnya tidak pernah menahan siapapun,
ayahnya adalah Raja yang paling baik hati dan bijaksana. Tingkat criminal di Kerajaan
Eoghan dapat dikatakan nol, karena itulah semua rakyatnya hidup makmur dan
bahagia.
Kian melihatnya
dengan simpati. Mudah-mudahan ayahnya pun tetap bijaksana dengan makhluk asing
ini. Sepertinya anak itu sebaya dengannya
sama-sama berusia 12 tahun.
“Tolong aku !!”
Kian terkesiap
dengan suara tiba-tiba masuk di telinganya. Ia langsung menoleh pada Bryan dan
Mark yang berdiri di sampingnya. Tak ada reaksi dari Bryan yang tak lepas
pandangannya dari anak malang itu.
“Aku
tidak berbahaya,” terdengar lagi membuat Kian merinding, suara dari mana,
dan siapa yang berbicara. Tidak mungkin sepunya Mark, karena meski sepupunya
itu memiliki suara terbaik di seluruh kerajaan Eoghan, tidak mungkin Mark bisa
berucap tanpa membuka mulut. Perhatian Kian langsung pada sosok yang dibawa
Caddaugh.
“Kamu….?” tanya Kian hati-hati terarah pada sosok
terbelenggu dan tertutup mata itu.
“Iya,
aku …., tolong aku …,” sahutnya
membuat Kian terkaget. Makhkluk aneh itu berucap, dia bisa bicara. Tapi kenapa
bibirnya tidak bergerak.
“Eh, tunggu !!” sergah Kian mengejar
mereka, tapi sebuah tangan menahannya.
“Mau kemana, Kian,” tahan Mark.
“Aku mau ikut mereka.”
“Tidak bisa, kamu tidak bisa melewatkan
kelas Sir Simonley lagi. Kemarin kamu melewatkan karena sibuk bermain lumpur.
Nanti aku yang kena marah.”
“Tapi ….” Kian sempat akan memprotes, tapi tangan
besar Bryan sudah menarik menuju kelas Sir Simon. “Jangan buat kita dalam
masalah lagi, Pangeran….” sengan suara sangarnya.
Kian terkatup, dan
dengan terpaksa mengikuti Bryan dan Mark masuk ke dalam kelas musik Sir
Simonely. Sepertinya, rasa penasarannya harus ia simpan hingga kelas berakhir.
Dan setelah itu, ia akan langsung menuju penjara bawah tanah, untuk melihat
keadaannya. Anak itu memiliki kelebihan, anak itu bisa berbicara tanpa
menggerakkan bibir! Itu aneh !! Kian harus bertemu lagi dengan dia.
TBC
Please comment :)
Next Part : Part 2
No comments:
Post a Comment