Naskah asli Lovely Rose 1st Rose Trilogy - hal. 156 - 187
Series
- 2. Love Hurt (1)
- Beauty Love (49)
- Fragile Heart (21)
- Friendship and Alliance (6)
- Lovely Rose 1st Rose Trilogy (9)
- Nulis Buku Competition (1)
- Perfect Rose 3rd Rose Trilogy (3)
- Short Fic (3)
- Trully Rose 2nd Rose Trilogy (5)
- Unaccepted Love (9)
- Westlife Author Competition Challange (2)
- Westlife vs Jengkol The Series (8)
Sunday, 22 July 2012
Copas Lovely Rose 1 st Rose Trilogy halaman 156 - 187
Bagi yang sudah membaca Lovely Rose
1 st Rose Trilogy , silahkan dicek halaman 156 - 187 - dengan plot di
bawah ini..., berapa persen kesamaannya ? - kutemukan di salah satu Note FB
Westlifer :)
Friday, 20 July 2012
Beauty Love - Chapter 41 - Confront
Rating : K+
Genre : Friendship, Family Drama
Warning : Orphan, Emotionaly wrecked ----
Lads : Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky
Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St.
Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they
were loved by all sisters and father, but they are still want to feel
having a real family which mean having mother, father, and brother.
Would they have that too ?
Previous Chapter : Chapter 1, Chapter 2, Chapter 3, Chapter 4, Chapter 5, Chapter6, Chapter 7, Chapter 8, Chapter 9, Chapter 10, Chapter 11, Chapter 12, Chapter 13, Chapter 14, Chapter 15 , Chapter 16, Chapter 17, Chapter 18, Chapter 19 Chapter 20
, Chapter 21, Chapter 22, Chapter 23, Chapter 24, Chapter 25, Chapter 26, Chapter 27, Chapter 28, chapter 29 , Chapter 30, Chapter 31, Chapter 32, Chapter 33, Chapter 34, Chapter 35, , Chapter 36 , Chapter 37, Chapter 38, Chapter 39, Chapter 40
Beauty Love - Chapter 40 - A Mother for Kian
Rating : K+
Genre : Friendship, Family Drama
Warning : Orphan, Emotionaly wrecked ----
Lads : Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky
Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St.
Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they
were loved by all sisters and father, but they are still want to feel
having a real family which mean having mother, father, and brother.
Would they have that too ?
Previous Chapter : Chapter 1, Chapter 2, Chapter 3, Chapter 4, Chapter 5, Chapter6, Chapter 7, Chapter 8, Chapter 9, Chapter 10, Chapter 11, Chapter 12, Chapter 13, Chapter 14, Chapter 15 , Chapter 16, Chapter 17, Chapter 18, Chapter 19 Chapter 20
, Chapter 21, Chapter 22, Chapter 23, Chapter 24, Chapter 25, Chapter 26, Chapter 27, Chapter 28, chapter 29 , Chapter 30, Chapter 31, Chapter 32, Chapter 33, Chapter 34, Chapter 35, , Chapter 36 , Chapter 37, Chapter 38, Chapter 39
Monday, 16 July 2012
Jengkol 4 - St. Patrick Day ala 17 Agustusan
Author : Keavy Egan
Warning
:
Oke, sebelum ada yang protes, aku tahu Hari Nasional
Irlandia adalah St. Patrick Day atau Hari Santo Patrick yg dirayakan setiap
tanggal 17 Maret , dan sama sekali tidak ada hubungan dengan perayaan
kemenangan bangsa Irlandia yang terbebas dari jajahan bangsa lain. Dan Perayaan
St. Patrick Day, biasanya dilakukan dengan parade turun ke jalan, dengan
membawa gambar daun semanggi berhelai tiga warna hijau. Tapiiiiii, boleh dong
aku buat perayaan St. Patrick dibuat ala 17 Agustusan kita, toh tanggalnya
sama, (suwer baru nyadar kalau memang sama), hanya bulannya yang beda
hehehehe…..
Mau tahu bagaimana ceritanya ? Mari kita baca sama-sama :D
Rating : K+
Genre : Humor
Pairing : Keavy & Kee-an Egan, Gillian & Shane Filan, Georgina & Nicky Bryne, Mark Feehily & Rossie McCullen.
Kids : Finnian Egan 5 tahun, Ciaran Egan 10 tahun, Gilles Filan 9 Tahun, Tara Filan 3 tahun, Nicole – Gerry Byrne 10 tahun.
Summary : sudah ada di Warning … hehhehehe
*******
Saturday, 14 July 2012
Cuplikan Perfect Rose 3rd Rose Trilogy , halaman 146 - 154
September 2012
Tidurku tidak lama, karena terdengar suara tangis Kelly dari kamarnya, dan aku harus ke sana.
“Hello,
sayang,”
aku menyapa dia yang masih menangis kencang.
Kuangkat
dia dari boxnya dan kunina-bobokan. Tubuhnya terasa hangat, dan dia tidak juga
berhenti menangis.
“Kenapa
sayang?”
dengan terus menina-bobokannya. Tapi tetap ia tidak juga berhenti menangis.
Hingga membangunkan Kee-an.
“Kenapa
dengan dia?”
“Aku
nggak tahu. Dia sedikit demam. Mungkin kena flu.”
“Apa
perlu kita panggil dokter?”
“Tidak
usah, akan membaik nanti. Dia hanya sedikit rewel, tapi nanti juga diam.
Sebaiknya kamu kembali tidur, Kee.”
“Ok,” setelah diam
sesaat memikirkan.
Ia
sempat mendaratkan kecupan di pipi Kelly sebelum kembali ke kamar, dan aku
kembali mencoba menenangkannya.
Untunglah
ia bisa kembali tertidur dengan tenang tidak beberapa
saat kemudian. Ia tertidur di pangkuanku.
Hingga
keesokan paginya, tubuhnya masih tetap hangat, hingga Kee-an memaksa untuk
memeriksakannya ke dokter. Tapi syukurlah, dokter mengatakan Kelly hanya
terkena demam biasa, yang mungkin dikarenakan suatu virus, dan demamnya akan
segera turun. Dan memang, keesokan harinya suhu tubuhnya kembali normal dan
terlihat mulai membaik walau masih terlihat pucat. Dia akan baik-baik
saja
Beberapa hari kemudian,
“Finn, kamu mengganggu adikmu lagi?” saat
aku menemukan dia dekat dengan Kelly yang menangis kencang.
“Nggak!”
Aku
mendekati Kelly dan melihatnya menangis histeris dan sangat gelisah.
“Mungkin popoknya harus diganti,” aku
memeriksa deapernya, dan memang sudah harus diganti.
Kelly
berhenti menangis saat aku akan menggantikkan diapernya, dan mulai
menggantinya. Tapi aku sedikit terkaget
dengan kulihat memar-memar kecil di pantat dan di kaki Kelly, dan tiba-tiba ia
kembali menangis. ‘Apa ini?’
Aku
melirik Finnian yang masih di sampingku, memperhatikan Kelly yang menangis. ‘Apa mungkin Finn yang memukulnya?’
Tapi
melihat Finn yang tidak menunjukkan wajah nakal mencurigakan (seperti biasanya
bila setelah ia mengganggu adiknya), justru wajah yang memperhatikan betul
adiknya, membuatku menghilangkan tuduhan itu. ‘Tidak mungkin Finn.’
“Mainlah
di luar, sayang,” dan
langsung diturutinya.
Setelah mengganti deapernya, aku mencoba menenangkan
tangisannya. Tapi
ia tidak mau diam, dan tetap menangis. Memang akhir-akhir ini, ia semakin rewel
dan sulit ditidurkan. Dan kali ini tangisannya lebih kencang dari biasanya, dan
dia terlihat gelisah sekali.
Hingga
perlahan-lahan kurasakan tubuhnya menghangat. Dan sesuatu mengagetkanku, darah terlihat mengalir dari hidungnya. ‘Ya Tuhan’. Tanpa berpikir
panjang aku langsung menelepon dokter. Aku tidak akan menelepon Kee-an dan
membuatnya panik sebelum tahu pasti apa yang terjadi pada Kelly.
Hingga
akhirnya dokter datang dan langsung memeriksanya. Kuceritakan darah yang
mengalir dari hidungnya juga memar-memar yang kutemukan di tubuhnya.
“Sudah
berapa lama dia seperti ini?”
“Well,
setelah demam minggu lalu, dia rewel sekali beberapa hari ini, dan dia tidak
mau tenang. Saya menyadari panasnya beberapa saat sebelum memanggil dokter. Ada
apa dengannya, dok?”
“Well,
saya belum tahu pasti sebelum dilakukan tes. Saya harap ini bukan apa-apa, tapi
lebih baik preventif daripada menyesal. Kita harus segera membawanya ke rumah
sakit.”
Aku langsung memucat.
“Ini cuma jaga-jaga. Sebaiknya kau telepon
suamimu juga.”
Aku
tak dapat berucap apa-apa dan menuruti untuk segera membawa Kelly ke rumah
sakit, dan menelepon Kee-an. Kutitipkan Finnian pada mama, karena tidak mungkin
aku membawanya serta ke rumah sakit.
Sesampainya
di rumah sakit, Kelly langsung menjalani pemeriksaan, semua tes, mulai dari CT
Scan, tes darah, hingga tes sumsum belakang, terlebih kembali terjadi
pendarahan di hidungnya dan sulit dihentikan membuatku sangat ketakutan. Mereka
memasangkan selang di hidungnya untuk mengendalikan darah yang keluar, dan
mengukur banyaknya darah yang keluar. Kenapa dengan dia!?‘
‘Aku harap Kee-an di sini!’
“Keav?”
Aku
tersadar dengan suaranya. “Kee?” dan langsung menghambur padanya.
“Ada apa
dengan dia? Apa yang terjadi?” Kee-an tidak dapat menutupi ketakutannya saat tiba di
rumah sakit, terlebih dengan melihat keadaan Kelly.
“Aku
nggak tahu, Kee, tapi dia terus mimisan, dan badannya panas sekali!”
“Ya
Tuhan,” dengan
terus memandangi Kelly yang terpasang sebuah selang di hidungnya yang terus
saja mengeluarkan darah tanpa henti.
Akibat
dari mimisan yang hebat, membuat Hb-nya menurun tajam dan dehidrasi hingga
membutuhkan transfusi darah dan tambahan cairan ke tubuhnya. Segera dilakukan
biopsi sumsum tulang belakang untuk lebih memastikan kembali.
Jangan
tanya bagaimana ketakutan dan cemasnya kami, terlebih Kee-an. Bayangan Sam
kembali datang. Wajahnya yang mirip, benar-benar seperti melihat Sam. Ini yang
membuat Kee-an semakin ketakutan
“Keav,
tolong, jangan biarkan apa yang ada di kepalaku jadi kenyataan,” tatapannya nanar
memandang tubuh kecil Kelly terhubung dengan alat dan infus.
Aku harap
tidak, Kee,”
aku langsung memeluknya erat. ‘Aku tahu apa yang ada di kepalanya.Tuhan,
kumohon jangan.’
Hingga
kami mendapatkan hasilnya.
“Hello,
saya dr. Richard Brown, saya yang memegang putra Anda sekarang.”
Kami
hanya mengangguk tanpa tersenyum.
Melihat
kami yang menegang, ia menarik nafas dalam-dalam, “Well, kami sudah mendapatkan hasil tes-nya, dan kami menemukan
sel-sel darah putih yang tidak normal dalam jumlah yang besar di dalam darah
dan sumsum tulang belakangnya. Limpanya pun sedang membesar saat ini.”
Kami
langsung terpaku, dan sudah dapat menangkap artinya. ‘Jangan...tolong
jangan……’
“Maafkan
saya, tapi Killian positif Leukemia, Acute Myeloid Leukemia.”
Seketika itu juga jantung ini terasa berhenti. Kami
berdua terpaku tidak dapat bicara.
“Ini bukan
penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Dia bisa sembuh dengan perawatan.”
“Dengan
kemoterapi?” nada Kee-an terdengar sinis.
“Hanya
itu jalan satu-satunya, Tuan.”
Semakin
lemas tubuh kami. ‘Kemo, di umurnya yang masih 6 bulan, Kelly!!??’
“Bagaimana dengan transplantasi sumsum
tulang belakang?”
Kee-an dengan wajah ketakutan.
Dr.
Brown berkerut kening dengan memandang kami berdua, “Anda sepertinya akrab
dengan ini. Apa ini pernah terjadi dengan anggota keluarga yang lain?”
“Ya,
kakaknya lima tahun yang lalu. Kanker otak,” Kee-an harus mengakuinya.
“Dan dia
membutuhkan tranplantasi sumsum tulang belakang?”
“Ya, dari
adiknya yang masih berumur 6 bulan.”
“Saya
mengerti, dan bagaimana keadaannya sekarang?”
“Tenang
di surga,” dengan
pahit.
Dr.
Brown terkatup, “Saya turut berduka
cita,” memberikan simpati.
Kee-an
tidak menyahut.
Dr.
Brown menarik nafas, “Belum, Killian
belum membutuhkan transplantasi sumsum tulang belakang. Kami akan mencobanya
dengan perawatan. Rangkaian perawatannya adalah terapi induksi, lalu remisi,
Terapi induksi adalah memasukkan obat untuk membersihkan sel kanker sebanyak
mungkin di dalam darah Killian, untuk menstabilkan darah putihnya, dan
menghentikan pertumbuhan sel kankernya. Setelah darah putihnya normal kembali, kita
akan melanjutkan dengan remisi, yang juga dengan kemoterapi untuk membunuh sel
dan menghentikan kemungkinan tumbuh kembali. Ini adalah kemoterapi yang intensif dan harus
dilakukan secara berulang-ulang …”
‘Ya. Tuhan!’ aku menahan nafas
mendengarnya. Susah payah aku menahan air mata ini.
“Berapa
lama?”
suara Kee-an terdengar lirih.
“3
sampai 4 bulan. Sekitar 3 minggu untuk perawatan, dan seminggu untuk
pemulihan, dan persiapan memulai terapi konsolidasi yang merupakan perawatan untuk
memastikan sel telah pergi dan tidak kembali. Ini tergantung pada induksi remisi berlangsung,
dan Killian punya kesempatan untuk remisi…”
“Dan
berapa lama sampai semuanya selesai…?”
“Kami
tidak bisa memastikan, tergantung pada remisi Killian … saya tidak akan bohong,
ini mungkin akan memakan waktu berbulan-bulan, tapi dia bisa rawat jalan.
Setelah terapi konsolidasi, masih harus terus dipantau untuk beberapa waktu …”
“Tapi
bagaimana kalau ‘Terapi Induksi’ ini tidak berhasil?”
“Tn.
Egan, hampir 70% pasien mendapatkan remisi di bulan pertamanya, dan dia butuh
perawatan selanjutnya, tapi bukan berarti dia tidak akan berlanjut pada remisi
…”
“Dan
kalau tidak bisa …?”
“Kita akan coba dengan radioterapi …
seperti yang kami lakukan pada setiap tingkatan bila kemoterapi tidak berhasil
…”
Kami
terdiam pucat.
“Kita
harus optimis, Tuan.”
Kami
masih terdiam.
“Ok, kita
akan memulai dengan memberinya kemoterapi dan menghindari obat yang
keras untuk meminimalkan efek samping.”
‘’God, efek samping. Aku sudah melihatnya pada Sam dulu.
Mengerikan sekali. Tapi Kee-an tidak melihatnya.
“Efek
samping apa?” Kee-an
sudah pucat.
“Ya,
mungkin mual, kelelahan, demam, dan mungkin infeksi. Karena itu kita akan
mencoba obat yang tidak terlalu memberi efek berat padanya..”
Kee-an
benar-benar terpaku tak dapat berucap.
“Maafkan
saya, Tuan, saya tahu ini berat. Tapi saya berjanji, kami akan melakukan sebaik
mungkin untuk Killian, dan dia akan sembuh dengan remisi lengkap.”
Keluar
dari ruang Dokter Richard, pertahanan kami untuk tegar runtuh juga. Kee-an
langsung jatuh ke pelukanku,
****
Untuk langkah pertama, Kelly diberikan obat kemoterapi yang biasa
digunakan untuk terapi induksi, dengan pemberian 4 kali sehari selama 2 minggu
lamanya hingga darahnya kembali normal, dan kami langsung melihat efek
sampingnya hanya dalam dua hari. Kelly muntah-muntah hebat karena rasa mualnya
yang luar biasa. Ia menangis terus, membuat Kee-an sangat tersiksa, tidak tega
melihatnya.
Dua
hari kemudian, pencernaannya terganggu mengakibatkan diare. Nafsu makannya pun
hilang membuat badannya menjadi sangat lemah sehingga harus terus dibantu
dengan cairan nutrisi untuk menyokong daya tahan tubuhnya, dan tubuhnya semakin
terlihat kecil. Jangan tanya bagaimana perihnya kami melihat ini. Semuanya persis
seperti Sam dulu. Bagaimana ia berjuang dengan kemoterapinya. Mungkin Kee-an
tidak melihat bagaimana Sam dulu, tapi sekarang dia melihat Kelly yang masih 6
bulan, bertarung dengan kemoterapinya.
“Apa dulu Sam seperti
ini juga, Keav?” tanyanya lirih pedih.
Aku terdiam, “Iya,
Kee,” harus menjawab jujur.
Kee-an menarik nafas dalam-dalam, air
matanya mengalir, “Ya Tuhan, dia masih enam bulan! Aku nggak kuat lagi. Dia sangat
menderita, Keav. Aku nggak bisa melihatnya seperti ini!”
Aku segera memeluknya, “Yang kuat, Kee, yang kuat. Kelly
membutuhkanmu, dia butuh ayahnya. Sama-sama kita akan melawannya. Aku tahu kita
akan bisa melaluinya seperti kemarin.”
“Tapi bagaimaan kalau dia tidak bisa… sama seperti Sam…”
Aku langsung menutup mulut Kee-an dengan tanganku agar tidak
meneruskannya, “Nggak! Tolong jangan bicara seperti itu. Kelly bukan Sam. Kelly
lebih kuat dibanding dia. Kita harus tetap yakin Kelly akan melaluinya dengan
baik, Kee.”
Kee-an kembali memelukku dan mempererat pelukannnya menumpahkan
kesedihannya.
TBC
Beauty Love - Chapter 39 - “Please Leave Me No More”
Rating : K+
Genre : Friendship, Family Drama
Warning : Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads : Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky
Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St.
Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they
were loved by all sisters and father, but they are still want to feel
having a real family which mean having mother, father, and brother.
Would they have that too ?
Previous Chapter : Chapter 1, Chapter 2, Chapter 3, Chapter 4, Chapter 5, Chapter6, Chapter 7, Chapter 8, Chapter 9, Chapter 10, Chapter 11, Chapter 12, Chapter 13, Chapter 14, Chapter 15 , Chapter 16, Chapter 17, Chapter 18, Chapter 19 Chapter 20
, Chapter 21, Chapter 22, Chapter 23, Chapter 24, Chapter 25, Chapter 26, Chapter 27, Chapter 28, chapter 29 , Chapter 30, Chapter 31, Chapter 32, Chapter 33, Chapter 34, Chapter 35, , Chapter 36 , Chapter 37, Chapter 38
Beauty Love - Chapter 38 _ Mystery Revealed
Rating : K+
Genre : Friendship, Family Drama
Warning : Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads : Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky
Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St.
Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they
were loved by all sisters and father, but they are still want to feel
having a real family which mean having mother, father, and brother.
Would they have that too ?
Previous Chapter : Chapter 1, Chapter 2, Chapter 3, Chapter 4, Chapter 5, Chapter6, Chapter 7, Chapter 8, Chapter 9, Chapter 10, Chapter 11, Chapter 12, Chapter 13, Chapter 14, Chapter 15 , Chapter 16, Chapter 17, Chapter 18, Chapter 19 Chapter 20
, Chapter 21, Chapter 22, Chapter 23, Chapter 24, Chapter 25, Chapter 26, Chapter 27, Chapter 28, chapter 29 , Chapter 30, Chapter 31, Chapter 32, Chapter 33, Chapter 34, Chapter 35, , Chapter 36 , Chapter 37
Beauty Love - Chapter 37 - “I’m Your Son…”
Rating : K+
Genre : Friendship, Family Drama
Warning : Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads : Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky
Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St.
Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they
were loved by all sisters and father, but they are still want to feel
having a real family which mean having mother, father, and brother.
Would they have that too ?
Previous Chapter : Chapter 1, Chapter 2, Chapter 3, Chapter 4, Chapter 5, Chapter6, Chapter 7, Chapter 8, Chapter 9, Chapter 10, Chapter 11, Chapter 12, Chapter 13, Chapter 14, Chapter 15 , Chapter 16, Chapter 17, Chapter 18, Chapter 19 Chapter 20
, Chapter 21, Chapter 22, Chapter 23, Chapter 24, Chapter 25, Chapter 26, Chapter 27, Chapter 28, chapter 29 , Chapter 30, Chapter 31, Chapter 32, Chapter 33, Chapter 34, Chapter 35, , Chapter 36
Thursday, 12 July 2012
Beauty Love - Chapter 36 - “Who Am I?”
Rating : K+
Genre : Friendship, Family Drama
Warning : Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads : Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky
Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St.
Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they
were loved by all sisters and father, but they are still want to feel
having a real family which mean having mother, father, and brother.
Would they have that too ?
Previous Chapter : Chapter 1, Chapter 2, Chapter 3, Chapter 4, Chapter 5, Chapter6, Chapter 7, Chapter 8, Chapter 9, Chapter 10, Chapter 11, Chapter 12, Chapter 13, Chapter 14, Chapter 15 , Chapter 16, Chapter 17, Chapter 18, Chapter 19 Chapter 20
, Chapter 21, Chapter 22, Chapter 23, Chapter 24, Chapter 25, Chapter 26, Chapter 27, Chapter 28, chapter 29 , Chapter 30, Chapter 31, Chapter 32, Chapter 33, Chapter 34, Chapter 35
Beauty Love - Chapter 35 - Could Be….?
Rating : K+
Genre : Friendship, Family Drama
Warning : Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads : Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky
Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St.
Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they
were loved by all sisters and father, but they are still want to feel
having a real family which mean having mother, father, and brother.
Would they have that too ?
Previous Chapter : Chapter 1, Chapter 2, Chapter 3, Chapter 4, Chapter 5, Chapter6, Chapter 7, Chapter 8, Chapter 9, Chapter 10, Chapter 11, Chapter 12, Chapter 13, Chapter 14, Chapter 15 , Chapter 16, Chapter 17, Chapter 18, Chapter 19 Chapter 20
, Chapter 21, Chapter 22, Chapter 23, Chapter 24, Chapter 25, Chapter 26, Chapter 27, Chapter 28, chapter 29 , Chapter 30, Chapter 31, Chapter 32, Chapter 33, Chapter 34
Beauty Love - Chapter 34 - “Who’s Willa?”
Rating : K+
Genre : Friendship, Family Drama
Warning : Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads : Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky
Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St.
Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they
were loved by all sisters and father, but they are still want to feel
having a real family which mean having mother, father, and brother.
Would they have that too ?
Previous Chapter : Chapter 1, Chapter 2, Chapter 3, Chapter 4, Chapter 5, Chapter6, Chapter 7, Chapter 8, Chapter 9, Chapter 10, Chapter 11, Chapter 12, Chapter 13, Chapter 14, Chapter 15 , Chapter 16, Chapter 17, Chapter 18, Chapter 19 Chapter 20
, Chapter 21, Chapter 22, Chapter 23, Chapter 24, Chapter 25, Chapter 26, Chapter 27, Chapter 28, chapter 29 , Chapter 30, Chapter 31, Chapter 32, Chapter 33
Beauty Love - Chapter 33 - Prince of Ireland
Rating : K+
Genre : Friendship, Family Drama
Warning : Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads : Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky
Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St.
Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they
were loved by all sisters and father, but they are still want to feel
having a real family which mean having mother, father, and brother.
Would they have that too ?
Previous Chapter : Chapter 1, Chapter 2, Chapter 3, Chapter 4, Chapter 5, Chapter6, Chapter 7, Chapter 8, Chapter 9, Chapter 10, Chapter 11, Chapter 12, Chapter 13, Chapter 14, Chapter 15 , Chapter 16, Chapter 17, Chapter 18, Chapter 19 Chapter 20
, Chapter 21, Chapter 22, Chapter 23, Chapter 24, Chapter 25, Chapter 26, Chapter 27, Chapter 28, chapter 29 , Chapter 30, Chapter 31, Chapter 32
Beauty Love - Chapter 32 - That Woman named Willa
Rating : K+
Genre : Friendship, Family Drama
Warning : Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads : Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky
Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St.
Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they
were loved by all sisters and father, but they are still want to feel
having a real family which mean having mother, father, and brother.
Would they have that too ?
Previous Chapter : Chapter 1, Chapter 2, Chapter 3, Chapter 4, Chapter 5, Chapter6, Chapter 7, Chapter 8, Chapter 9, Chapter 10, Chapter 11, Chapter 12, Chapter 13, Chapter 14, Chapter 15 , Chapter 16, Chapter 17, Chapter 18, Chapter 19 Chapter 20
, Chapter 21, Chapter 22, Chapter 23, Chapter 24, Chapter 25, Chapter 26, Chapter 27, Chapter 28, chapter 29 , Chapter 30, Chapter 31
Wednesday, 11 July 2012
Beauty Love - Chapter 31 - Two Identities
Rating : K+
Genre : Friendship, Family Drama
Warning : Orphan, Emotionaly wrecked ---- tissueeee
Lads : Kian, Mark, Shane, Bryan, Nicky
Summary : Both Kian and Mark , 11 yrs old, are an orphan at St.
Peter Orphan House for Boys. They grew up together and happily, they
were loved by all sisters and father, but they are still want to feel
having a real family which mean having mother, father, and brother.
Would they have that too ?
Previous Chapter : Chapter 1, Chapter 2, Chapter 3, Chapter 4, Chapter 5, Chapter6, Chapter 7, Chapter 8, Chapter 9, Chapter 10, Chapter 11, Chapter 12, Chapter 13, Chapter 14, Chapter 15 , Chapter 16, Chapter 17, Chapter 18, Chapter 19 Chapter 20
, Chapter 21, Chapter 22, Chapter 23, Chapter 24, Chapter 25, Chapter 26, Chapter 27, Chapter 28, chapter 29 , Chapter 30
Subscribe to:
Posts (Atom)