Sunday 24 June 2012

BENDERA ITU AKHIRNYA DITURUNKAN


BENDERA ITU AKHIRNYA DITURUNKAN


23 Juni 2012


          Akhirnya datang juga hari yang paling ditakuti bagi seluruh penggemar Westlife di seluruh dunia. Hari di mana konser terakhir Westlife digelar dan menjadi hari terakhir bendera besar Westlife berkibar tinggi selama 14 tahun. Tanggal 17 Oktober 2011 mungkin menjadi hari yang paling dibenci oleh para westlifer, saat Kian Egan, Shane Filan, Mark Feehily dan Nicky Byrne, mengumumkan secara resmi pembubaran Westlife untuk selamanya, dan tidak akan ada Reuni Tour, terlebih masa rehat sementara seperti yang mereka lakukan pada tahun Januari 2008 hingga July 2009. Yap, mereka berempat sepakat Yap akhirnya mereka memutuskan untuk menyudahi kejayaan mereka sebagai grup boyband terbesar di dunia, dan yang masih tetap berdiri tegak penuh kejaayaan dari era 2000-an. Keputusan yang mungkin untuk mereka pun sangat berat dilakukan, tapi tentunya keputusan ini sudah mereka pertimbangkan masak-masak dan menjadi pilihan terbaik untuk mereka berempat. 

Tidak ada permasalahan pribadi di antara keempatnya yang melatar-belakangi keputusan ini, dan hanyalah mereka sudah merasa cukup mengusung bendera Westlife selama 13 tahun ini, dan mereka harus melanjutkan kehidupan mereka di luar Westlife. Mereka ingin merasakan pola hidup yang selama 14 tahun ini terpola pasti dengan rekaman album, promo tour dan konser panjang berbulan-bulan, hingga tak memiliki banyak waktu untuk keluarga mereka masing-masing. Semua harus mereka sudahi, untuk kebahagiaan mereka. Dan mereka mengakhiri 14 tahun perjalanan kariri music mereka dengan Konser “FareWell” dengan spektakuler selama 2 hari 22-23 Juni 2012 di Cork park Dublin dengan menyedot  sekitar 83 ribu fans dari seluruh dunia yang datang untuk melihat konser terakhir mereka. Fans menangis, histeris, meratapi, berharap ini hanya mimpi buruk dan tak benar terjadi, Westlife tidak jadi bubar, dan belum ada ‘Farewell tour’- tidak sekarang. Tapi inilah yang terjadi, Kian, Shane, Mark dan Nicky telah menurunkan bendera tersebut dan disimpan baik-baik di dalam kotak pusaka mereka yang tersimpan di lubuk terdalam hati mereka berempat dan tentu para Westlifer di seluruh dunia.

            Aku ? Aku satu dari para Westlifer itu yang cukup menerima keputusan mereka karena aku telah merasakan hidup bersama mereka selama 13 tahun lamanya, and we grew up together. Mungkin tidak benar-benar hidup bersama mereka, tapi aku hidup dalam dunia mereka. Tahun 2000-2005 menjadi tahun terindahku sebagai salah satu penggemar mereka. Sempat mendapat cemooh, karena hingga umurku sekarang ini dan bertahun-tahun lamanya, masih tetap menyukai Westlife yang notabene hanya sebuah grup boyband. Tapi aku tak peduli. Westlife lah yang mengajarkan untuk berimaginasi secara liar dan sehat dalam mengembangkan hobiku menulis. Westlifelah yang membuatku mampu membuat Tiga Novel Westlife yang kuberi judul Rose Trilogy, yang bercerita tentang Kian sebagai pemeran utamanya dan empat lainnya sebagai tokoh pendukung. Awal mula yang berawal dari sebuah mimpi bersama Kian, mmebuatku tak dapat berhenti untuk menulis kelanjutan-kelanjutan cerita tersebut hingga membuahkan  sebuah trilogy, trilogy yang kubuat dalam waktu tiga tahun lamanya 2001-2004 . Kucurahkan semuanya dalam menulis Trilogy, rasa suka dan hasratkku pada Kian Egan, dan rasa kagum-kagumku pada mereka berlima. 

            Tapi kalau boleh jujur awalnya aku sangat membenci Westlife di awal kemunculan mereka. Menganggap sebagai biang kegoyahan Boyzone (boyband  cinta pertamaku) yang dimanageri Louis Walsh karena terlalu sibuk dengan ‘mainan baru’ dan di co-manageri oleh Ronan Keating hingga melupakan kawannya di Boyzone. Tapi semua berubah saat mereka datang ke Indonesia tahun 1999 dan muncul di majalah gadis, dan mataku terpaku pada sosok Kian Egan. Pirang, imut, cakep, charming, bikin jedag-jedug hati ini kalau liat wajah dia. Dan sejak itu tak kupalingkan wajahku darinya, untuk anggota lainnya, its just Kian only. Kuikuti semua tentang mereka dan mulai tergila-gila pada mereka, bahkan hampir merusak EBTANAS SMA-ku saat mereka datang lagi ke Indonesia tahun berikutnya dan melakukan konser East Asia Tour tepat sehari sebelum aku EBTANAS – BAGUS!!! Right timing, Kee. ! Tapi tak kupedulikan dengan nilah yang jauh dari kata memuaskan yang penting bisa masuk Universitas Negeri, sudah cukup untukku, dan maju terus menggilai dan mencintai Westlife .

            14 tahun bukanlah waktu yang sebentar untukku mengikuti perjalanan karir mereka, dan 14 tahun adalah waktu yang sama sekali tidak mereka bayangkan sebelumnya dengan melihat grup-grup boyband yang seumur mereka satu-persatu bertumbangan di tahun ketiga dan kelima mereka. Mereka cukup bersyukur mampu membawa Westlife tetap solid dan kuat hingga 14 tahun lamanya. 

            Kini bendera itu telah diturunkan. Tidak ada Westlife lagi, tapi tetap bendera itu akan terus berkibar di hatiku dan di hati semua penggemar Westlife di dunia, karena apa, karena tidak ada yang bisa mengalahkan Westlife, tidak dengan boyband boyband baru yang mungkin akan bermunculan lagi. NO ONE CAN BEAT WESTLIFE  . VIVA LA WESTLIFE !!!!

1 comment:

  1. setuju, dan gak ada band, penyanyi ataupun grup band *setahuku* yang HAMPIR setiap tahun MELUNCURKAN ALBUM !!!
    dan setiap KONSERNYA selalu dibuat DVD.a !!!

    THEY R MORE THAN JUST AN ORDINARY BOYBAND, THEY ARE A LEGEND !!

    ReplyDelete